Kumbanews.com – Enam anggota polisi di Polres Kendari disanksi tunda naik pangkat dan dapat teguran lisan.
Sanski tunda naik pangkat dan teguran lisan tersebut karena enam anggota Polres Kendari membawa senjata api saat mengamankan unjuk rasa mahasiswa di gedung DPRD Sultra pada Kamis (17/10/2019) lalu.
Membawa senjata api saat mengamankan unjuk rasa mahasiswa dianggap melanggar standard operational procedure (SOP).
Keenam anggota polisi itu terdiri dari mantan Kasat Reskrim Polres Kendari AKP DK dan lima polisi dari Satreskrim Polres Kendari, dinyatakan bersalah dan melanggar SOP karena membawa senjata api.
“Secara keseluruhan diberikan hukuman disiplin, yang pertama teguran lisan,” ungkap Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019).
Selain itu, hukuman lainnya adalah penundaan kenaikan pangkat selama setahun bagi keenam anggota polisi tersebut. Hukuman terakhir yaitu keenamnya ditempatkan di tempat khusus selama 21 hari.
“Kemudian penundaan satu tahun kenaikan pangkat dan mereka ditempatkan di tempat khusus selama 21 hari,” katanya.
Sebelumnya, dari hasil pemeriksaan, kelima polisi dari Satreskrim Polres Kendari tidak mengikuti apel sebelum melakukan pengamanan demonstrasi mahasiswa, sehingga mereka tidak mendengar arahan atau instruksi kapolres.
Diketahui, saat demo, ada dua mahasiswa yang meninggal, salah satunya tewas tertembus peluru. Seorang ibu hamil juga terkena peluru nyasar saat sedang bersantai di rumahnya. [tr]