Kumbanews.com – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (GTPP) tengah mewaspadai fase puncak pandemi virus Corona di Jawa Barat yang diprediksi jatuh pada 22 April hingga 29 Mei 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Berli Hamdani mengatakan, salah satu indikatornya adalah terus meningkatnya tren kasus COVID-19 di Jabar.
“Kalau dilihat dari kasus, memang saat ini meningkat trennya, ini sesuai dengan prediksi awal bahwa puncak (pandemi) yang terjadi dengan upaya yang sudah ditempuh Pemprov Jabar ini diperkirakan pada 22 April sampai nanti sekitar 29 Mei,” kata Berli dalam telekonferensi pers daring, Selasa (21/4/2020).
Saat ini jumlah kasus positif COVID-19 di Jabar menyentuh angka 747 kasus, 62 orang di antaranya meninggal dunia dan 56 lainnya berhasil sembuh.
“Jadi kita harus tetap mewaspadai dan ini juga dibutuhkan kerjasama semua, terutama dari masyarakat, kita harus disiplin, jangan membuat kerumunan massa, apalagi di bulan puasa banyak sekali kegiatan yang biasanya berkumpul masal, hal itu harus bisa kita kurangi dan batasi,” tutur Berli.
Saat ini, Pemprov Jabar tengah mengupayakan penanggulangan virus dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bodebek dan Bandung Raya, yang diiringi pelaksanaan rapid test secara masif.
Sampai saat ini baru sebagian obat yang diperuntukkan COVID-19 kita terima dari Kementerian Kesehatan. Jadi kita sudah terima adalah oseltamivir, multivitamin, vitamin C dosis tinggi dan pil kina. Itu adalah yang diterima, dan dengan obat itu banyak penderita COVID-19 di Jabar, alhamdulillah sembuh,” ujarnya.(dt)