Kumbanews.com – Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Sulawesi Selatan pagi ini, (Selasa, 23 Maret 2021) gelar Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang bertempat di Lapangan Upacara Indoor Kanwil dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan dengan Dresscode hadirin yang didominasi Nuansa Putih.
Kabid Penais Zakat dan Wakaf H. Kaswad Sartono yang juga Ketua Panitia Penyelenggara dalam Laporannya menyampaikan Terima Kasih dan Rasa Bangganya dimana kegiatan yang digelar kali ini dibajiri oleh sejumlah Tokoh, selain Kakanwil dan Para Pejabatnya dan Pembawa Hikmah Isra’ Mi’raj Ustad Das’ad Latif yang merupakan Penceramah Kondang asli Sulsel.
Tampak hadir juga Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Hamdan Juhanis, Rektor UIM DR. Hj. Majdah Muhyiddin Zain, Ketum PB As’adiyah KH. Muh. Sagena, Ketua Tanfidz PWNU Sulsel Anregurutta KH. Hamzah Harun Ar Rasyid, Ketua DMI Sulsel yang juga Mantan Gubernur Sulsel H.M. Amin Syam, Karo Kesra Pemprov Sulsel, Kepala Balai Diklat dan Litbang Keagamaan Makassar, Kepala UPT Asrama Haji Sudiang, Para Pejabat Lingkup Kanwil dan jajaran Kakankemenag dan Kasi Bimas Islam,Se Sulsel, Ketua dan Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Sulsel, dan Para Pimpinan BUMN yang menjadi Mitra Kemenag Sulsel.
Kaswad Sartono yang merupakan Komandan dari 2768 Orang Penyuluh Agama Islam di Seluruh Sulsel ini sampaikan bahwa yang Istimewa di Isra’ Mi’raj kali ini adalah Tampilnya dua orang Qory terbaik yakni Syahrul Qori Terbaik Sulsel tahun 2018 asal Luwu Timur yang juga merupakan salah seorang Penyuluh Agama di Kemenag Lutim, serta Syamsuri Firdaus, Juara 1 MTQ Internasional di Turki tahun 2019.
Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Khaeroni diawal Sambutannya Bacakan Pantun khusus buat Ustad Das’ad Latif, menurutnya, Kehadiran Ustad Das’ad di tempat dan moment ini sudah sangat Pas dengan Tema Isra’ Mi’ra kali ini yakni “Aktualisasi Moderasi Beragama menuju Indonesia Maju”, karena Beliau ini sudah ditunjuk oleh Menteri Agama RI Gus Yaqut Cholil Qoumas sebagai Duta Moderasi Beragama. Semoga bisa mempercepat terwujudnya Indonesia khususnya Sulsel menjadi lebih baik dan Lebih Maju, Ucap Khaeroni.
Ustad Kondang Das’ad Latif yang memiliki 151 juta followernya di Akun Medsosnya, saat Tampil membawakan Tausiyah mengaku sangat berat tampil ceramah di tempat ini, karena di depannya banyak Guru saya, para Anregurutta yang pernah mendidik saya dan membentuk saya hingga bisa sampai seperti sekarang, olehnya itu beliau Minta Izin dan mohon Maaf sebelum memulai tausiyahnya.
Dalam Tausiyahnya, Ustad yang dikenal dengan istilah “Beleng Beleng” ini mengawali dengan menjelaskan awal peristiwa Isra’ Mi’raj dimana diawali dengan kisah sedih yang menimpa Rasulullah SAW, yakni Meninggalnya Pamannya Abu Thalib dan Istrinya Siti Khadijah, dimana keduanya merupakan penopang utama dan penyokong penuh Tugas Kerasulan Baginda Rasulullah, makanya kedua peristiwa yang berentetan tersebut dalam satu tahun disebut Tahun Dukacita, sampai kemudian Allah SWT memanggil Rasulullah SAW untuk menghiburnya dan menghadiahkan Ibadah Sholat.
Ustad Kelahiran Kab. Pinrang Sulsel ini juga memaparkan bahwa selain Pandemi Corona yang menimpa bangsa kita saat ini, ada Masalah terbesar dan lebih berbahaya dampaknya di tengah kehidupan berbangsa dan bermasyarakat kita saat ini yakni pandemi Hoax. Penyebaran Berita Bohong merajalela, bila masyarakat dan bangsa ini tidak segera sadar, maka persatuan dan Kesatuan Bangsa Kita akan tercabik cabik.
Ustad Das’ad sebut bahwa Hikmah lain dibalik peristiwa Isra Mi’raj adalah agar Umat Manusian mampu menjaga keseimbangan antara Hablum Minallah Wa Hablun Minannas, Hubungan baik dengan sesama Manusia dan Hubungan baik dengan Sang Maha Pencipta. Dan Aktualisasi dari Hablum Minannas adalah dengan Jalan Moderasi Beragama.
Hablum Minanaas ini dalam praktek sehari hari bisa tercipta bila kita bisa saling menghormati dan menghargai segala bentuk perbedaan, tidak suka menyalahkan, membid’ahkan, bahkan mengkafirkan antar sesama, Agama Kita sudah menyediakan ruang bagi perbedaan yakni dengan Tabayyun dan Musyawarah, mengapa bukan jalan ini yang digunakan, bukankan jalan ini yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW, Tuturnya lagi.
“Kadang seseorang kelihatan Baik dalam prilaku Keber-Agamaan-nya, tapi kurang baik dalam hubungan sosialnya dengan sesama, kadang juga sebaliknya, yang paling tepat adalah bila keduanya bisa diseimbangkan”, Ujar Das’ad.
Menurut Ustad Kondang ini, salah satu contoh kongkrit dari moderasi beragama adalah dalam Sholat, dari berbagai perbedaan latar belakang yang ada di seputar praktek sholat berjamaah, mulai dari kasta sosia sampai mazhab, tetap bisa berada dalam kebersamaan dibawah komando sang Imam Sholat, Sayangnya, yang tampak hari ini, bersatu ketika sholat, tapi begitu usai sholat, kembali bertengkar dan berpecah belah ketika di luar, lalu dimana Nilai Ibadah Sholatnya, paparnya Prihatin.
Ingat, Islam itu dipahami orang lain bukan cuma dari kitab suci, tapi dari prilaku dan adab para penganutnya. Olehnya itu, Khusus Untuk Aparatur kementerian Agama, saya Berharap agar bisa jadi Lebah yang menghasilkan madu, madunya bersumber dari saripati bunga2, dan dimana madu hinggap tidak ada dahan yg patah, Maknanya Aparatur Kemenag bisa jadi Teladan di tengah Umat dengan memberikan dan menyajikan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama, Ungkapnya disambut Aplauss oleh seluruh Hadirin. (Wrd)