Korut Latihan Menembak di Perbatasan, Korsel Minta Warga Tetap di Rumah

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Korea Utara (Korut) melakukan latihan penembakan di pantai baratnya. Latihan militer itu digelar tiga hari berturut-turut di perbatasan Korea Selatan (Korsel).

Dilansir AFP, Minggu (7/1/2024), kantor berita Yonhap melaporkan pada latihan militer hari ketiga itu dilakukan di dekat perbatasan laut yang diperebutkan Korut dengan Korsel.

Bacaan Lainnya

“Korea Utara melakukan latihan tembakan langsung di pantai barat: militer Korea Selatan,” lapor Yonhap.

“Militer Korea Utara telah melakukan latihan di utara pulau Yeonpyeong, garis depan Korea Selatan, sejak sekitar jam 4 sore (waktu setempat),” sambung laporan yang mengutip sumber militer itu.

Laporan itu menyebut tidak ada peluru artileri Korut yang jatuh di selatan Garis Batas Utara (NLL) atau perbatasan maritim de facto di Laut Kuning. Selain itu, laporan itu menyebut tidak ada korban jiwa di Korsel akibat latihan militer Korut itu.

Penduduk di pulau Yeonpyeong, perbatasan Korea Selatan, diperingatkan untuk tetap berada di dalam rumah selama hari Minggu (7/1). Pejabat setempat membahas kemungkinan tindakan balasan dari Korea Selatan.

“Tembakan Korea Utara saat ini terdengar,” kata sebuah pesan teks yang dikirim ke seluruh warga pada Minggu sore yang rinciannya telah dikonfirmasi kepada AFP oleh pejabat setempat.

“Pasukan di Pulau Yeonpyeong saat ini sedang merespons, namun warga disarankan untuk berhati-hati dalam beraktivitas di luar ruangan,” kata pesan tersebut.

Pada hari Jumat dan Sabtu, Korea Utara telah menembakkan peluru artileri di daerah yang sama – dekat Yeonpyeong dan Baengnyeong, dua pulau berpenduduk yang terletak tepat di selatan perbatasan maritim de facto antara kedua negara.

Pada hari Jumat, penduduk kedua pulau tersebut diperintahkan untuk mengungsi ke tempat penampungan dan feri dihentikan selama salah satu eskalasi militer paling serius di semenanjung tersebut sejak Pyongyang menembakkan peluru ke salah satu pulau tersebut pada tahun 2010.

Pada kedua hari tersebut, rudal Korea Utara mendarat di zona penyangga yang dibuat berdasarkan perjanjian pengurangan ketegangan pada tahun 2018, yang berantakan pada bulan November setelah Korea Utara meluncurkan satelit mata-mata.

Korea Utara mengatakan pada hari Jumat bahwa latihan penembakan pada hari itu bahkan tidak memiliki ‘efek tidak langsung’ di pulau-pulau perbatasan. Pada hari Minggu, saudara perempuan Kim Jong Un yang berkuasa membantah klaim Seoul bahwa Pyongyang telah menembakkan puluhan peluru artileri di dekat perbatasan mereka pada hari Sabtu, dan mengatakan bahwa Korsel malah melakukan ‘operasi yang menipu’.

“Militer kami tidak menembakkan satu peluru pun ke wilayah perairan tersebut,” kata Kim Yo Jong dalam pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Resmi Korea.

Kim mengklaim militer negaranya telah meledakkan bahan peledak yang menirukan suara tembakan sebanyak 60 kali dan ‘melihat reaksi’ pasukan Korea Selatan.

“Hasilnya jelas seperti yang kami harapkan. Mereka salah menilai suara ledakan sebagai suara tembakan dan menduga itu sebagai provokasi. Dan mereka bahkan membuat pernyataan yang salah dan kurang ajar bahwa peluru dijatuhkan di penyangga laut,” ucapnya.

“Musuh bisa saja bertingkah bodoh demi harga diri dengan salah menilai gemuruh gemuruh di langit utara di kemudian hari sebagai tembakan artileri KPA (Tentara Rakyat Korea),” sambungnya.

Sumbernya: Detikcom

Pos terkait