Kumbanews.com – Media Makassar Press (Mapress) hadir kembali dari tidur panjangnya. Media yang berdiri sejak 5 Oktober 1970 ini, kini hadir dan aktif kembali dibawah naungan PT. Makassar Grafika Utama.
Mapress merupakan media lokal yang cukup malang melintang, dan dikenal serta disegani di Sulawesi Selatan, bahkan nasional.
Sosok pendiri Mapress, Almarhum Andi Moein MG, merupakan sosok wartawan senior dan tokoh Pers di Sulawesi Selatan.
Pemberitaan Mapress mewarnai pembangunan di Sulawesi Selatan dari jaman orde baru hingga jaman reformasi.
Tak hanya memberitakan pembangunan di Sulawesi Selatan, Mapress juga hadir dengan kritikan dan sorotan tajamnya di Sulawesi Selatan.
Setelah Almarhum Andi Moein MG (Pendiri) Makassar Press meninggal pada tahun 2011 lalu, kini Mapress hadir kembali versi online Mapress.co.id.
Pimpinan Redaksi (Pimred) Mapress, Anwar Mahendra, SE, yang juga pemegang Kartu Utama Dewan Pers, dalam sambutannya mengatakan Mapress dahulunya merupakan media cetak, tapi dengan majunya teknologi, maka Mapress hadir kembali dalam versi media online.
Lanjut ia menyampaikan, dulu media pada saat itu kurang lebih sekitar 10, termasuk media harian. “Jadi sosok Almarhum Andi Moein MG merupakan sosok yang idealis. Sebenarnya ide menghidupkan Mapress kembali murni ide dari anak saya yang pertama Andi Jaka. Mungkin darah jurnalistiknya dari almarhum kakeknya yang mengalir, sampai dia merasa perlu menerbitkan kembali Mapress,” ujarnya.
Selain itu, ia menceritakan saat awal penerbitan Mapress, saya kaget jam 1 dini hari saya dikasih bangun, bawa notaris kerumah untuk tandatangan pendirian akta notaris Mapress.
“Saya bilang ok, akhirnya kita jalan. Alhamdulillah pada hari ini Rabu (25/12/2024) Mapress melaksanakan acara syukuran,” jelas Anwar Mahendra.
Diakhir sambutannya, Anwar Mahendra berharap mudah-mudahan perjalanan Mapress ke depan bisa eksis dan sukses.
Sementara salah satu wartawan senior, Hasan Kuba menyampaikan dulu jamannya kita wartawan media cetak belum ada media online, sekarang perkembangan dunia pers sangat maju.
Hasan Kuba menceritakan, saat mengikuti TOT bersama Anwar Mahendra di Cisarua Bogor, sudah dicanangkan waktu itu oleh salah satu pemateri menyampaikan bahwa media cetak akan gulung tikar. “Jadi seiring berjalannya waktu, Kompas sudah menurun jumlah oplahnya,” katanya.
Lanjut Hasan Kuba menambahkan, pada waktu itu, Pak Anwar sudah canangkan sudah ingin mendirikan media online, tapi kayaknya anaknya buat baru terlaksana.
“Jadi wartawan itu bukan ditakuti, malah disenangi sama pejabat. Sehingga pergaulan kita sama pejabat terjalin dengan baik. Dan urusan-urusan keredaksian dengan pemberitaan sangat lancar, serta untuk kesejahteraan wartawan,” ungkapnya.
Sedangkan ditempat yang sama, wartawan senior lainnya, Ismail Situru yang merupakan (Wapimred Mapress.co.id) mengatakan saya dahulu bergabung di Mapress sekitar tahun 1980.
“Jadi perlu kita sampaikan bahwa kita sangat menghargai dan sayang sekali sama Mapress, khususnya kepada Almarhum Andi Moein MG. Kita tidak bisa jadi wartawan seperti ini kalau bukan didikan beliau. Saya lahir dari Mapress. Saya berani karena didikannya beliau,” jelasnya.
“Jadi saya sampaikan kepada ananda Andi Jaka, terima kasih banyak karena sudah mempercayai saya sebagai Wapimred di Mapress.co.id. Saya titip pesan kepada ananda Andi Jaka, jaga ini Mapress. Mari kita sama-sama besarkan Mapress,” ujar Ismail Situru.
Terakhir, Dewan Penasehat Mapress.co.id, Hery Sumiharto dalam sambutannya menyampaikan dengan lahirnya kembali Mapress di era digital ini, Mapress mungkin mau tidak mau beradaptasi dan harus menyesuaikan diri pada masyarakat.
Menurut Hery Sumiharto, yang utama adalah Mapress lahir kembali dengan nuansa yang baru, serta menyesuaikan diri dengan zaman.
“Saya berharap Mapress ini bisa sejajar dengan media-media online yang lainnya, dan bisa memberikan edukasi, informasi yang aktual dan faktual kepada masyarakat, khususnya kepada mitra-mitra kerjanya,” harapnya.
Turut hadir acara syukuran hari ini, mitra kerja, wartawan, serta tamu undangan lainnya. (**)