Mahmoud Al-Fasih menggendong jenazah putrinya yang berusia tiga minggu, Sila, sebelum memakamkannya/CNN
Kumbanews.com – Tiga bayi Palestina meninggal karena hipotermia di kamp pengungsian al-Mawasi di Gaza selatan dalam beberapa hari terakhir.
Kematian mereka disebabkan oleh kondisi cuaca dingin ekstrem dan kekurangan bahan pokok serta air akibat blokade Israel.
Direktur bangsal anak-anak di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Ahmed al-Farra, mengonfirmasi kematian Sila Mahmoud al-Faseeh yang berusia tiga minggu.
“Dia dalam keadaan sehat dan lahir secara alami, tetapi karena cuaca dingin yang parah di tenda-tenda, terjadi penurunan suhu yang signifikan yang membuat sistem tubuhnya berhenti bekerja dan menyebabkan kematiannya,” ungkapnya, seperti dimuat Al Jazeera pada Kamis, 26 Desember 2024.
Dia menambahkan, dua bayi lainnya, yang berusia tiga hari dan satu bulan, telah dibawa ke rumah sakit sebelum akhirnya meninggal karena hipotermia.
Mahmoud al-Faseeh, ayah dari bayi Sila, mengatakan keluarga mereka tinggal dalam kondisi menyedihkan di tenda mereka di al-Mawasi, sebuah area bukit pasir dan lahan pertanian di pesisir Mediterania Gaza, dekat dengan kota selatan Khan Younis.
“Kami tidur di pasir dan kami tidak memiliki cukup selimut dan kami merasa dingin di dalam tenda kami. Hanya Tuhan yang tahu kondisi kami. Situasi kami sangat sulit,” ujarnya.
Tenda keluarga tersebut tidak tertutup rapat dari angin dan tanahnya dingin, dengan suhu pada Selasa malam turun hingga 9 derajat Celcius.
Ayah Sila menceritakan bahwa sebelum putrinya meninggal, dia terbangun tiga kali di malam hari dan menangis. Keesokan harinya badannya sudah kaku membeku seperti kayu.
Al-Faseeh segera membawa bayinya ke Rumah Sakit Nasser, tetapi sudah terlambat untuk menyelamatkannya.
Direktur jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir al-Bursh mengatakan bayi Sila membeku hingga meninggal karena cuaca yang sangat dingin.
Al-Mawasi ditetapkan sebagai zona aman, tetapi diserang berulang kali selama 14 bulan terakhir oleh militer Israel.
Pengeboman dan invasi darat Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina, lebih dari setengahnya adalah wanita dan anak-anak.
Serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan yang meluas dan membuat sekitar 90 persen dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza mengungsi, seringkali beberapa kali.
Ratusan ribu orang memadati kamp-kamp tenda di sepanjang pantai saat musim dingin yang dingin dan basah mulai tiba.
Kelompok-kelompok bantuan telah berjuang untuk mengirimkan makanan dan perlengkapan serta mengatakan bahwa ada kekurangan selimut, pakaian hangat, dan kayu bakar.
Sumber: RMOL