Kumbanews.com – Tender pengadaan pembangunan kapal riset dan penelitian serbaguna Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Hasanuddin (Unhas), diduga janggal. Pasalnya tender tersebut yang diikuti 33 kontraktor dengan persyaratan, perusahaan yang mengikuti tender harus memiliki galangan kapal seluas 4.000m², sementara pengadaan kapal cuma satu unit, Rabu (8/1/2025).
“Dari persyaratan tersebut, perusahaan yang mengikuti tender harus menyiapkan lahan seluas 4.000m², luas lahan ini bisa untuk berapa unit kapal, sementara ukuran kapal yang harus dibuat tidak begitu besar cuma berapa meter luas dan lebarnya”ucap sumber yang tidak ingin disebut namanya kepada kumbanews.
Selain itu, sumber juga menyebut bahwa pengadaan pembangunan kapal riset dan penelitian serbaguna Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Hasanuddin (Unhas), menghabiskan anggaran sebesar
Rp 3.450.000.000 pada tahun TA2023.
” Proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 3 miliar lebih, dan ini terlihat janggal, soalnya ada dugaan permainan monopoli tender di dalamnya. Karena dari 33 perusahaan kontraktor yang mengikuti tender hanya satu perusahaan yang memiliki lahan seluas itu,” ujar sumber.
Perusahaan PT. Siagang Bersama Machineri yang berada diurutan kedua dan memiliki lokasi seluas 4.000m², sementara
CV. Mahakam Bahari Nusantara berada diurutan pertama tidak memenangkan tender proyek ini karena, tidak memenuhi persyaratan yaitu harus memiliki lahan galangan kapal atau dock shipyard, tempat khusus yang dirancang untuk membuat dan memperbaiki kapal.
” Saya menduga ini hanya akal-akalan soal persyaratan harus memiliki lahan seluas 4 000 m², padahal pemenangnya sudah ditentukan. PT. Siagang Bersama Machineri dimana pemilik perusahaan bernama Oliver William Jost diduga sudah melakukan bagi-bagi keuntungan dari proyek ini ,” ungkap sumber.
“Karena besaran yang ditawarkan oleh PT. Siagang Bersama Machineri Rp.3.410.673.690 miliar selisih Rp 40 juta dari besaran pagu anggaran
Rp3.450.000.000. Sementara CV. Mahakam Bahari Nusantara penawaran yang diberikan sekitar Rp.3.241.166.398,62 miliar dengan selisih Rp 200 juta. Nilai yang di tawarkan oleh CV. Mahakam Bahari Nusantara lebih kecil dibanding dengan PT.Siagang Bersama Machineri, dan ini bisa mengurangi pengeluaran keuangan negara. Bahkan santer terdengar ada dugaan CV. Mahakam Bahari Nusantara sengaja diberikan uang pelicin agar mundur dari tender proyek ini,” terang sumber menambahkan.
Sementara soal adanya dugaan permainan tender pengadaan pembangunan kapal riset dan penelitian serbaguna FPIK Unhas, kumbanews melakukan konfirmasi, namun kata staf harus ada janji dulu dengan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unhas.
” Maaf harus ada janji dulu sebelum ketemu,” kata staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Hasanuddin (Unhas).
Karena gagal mendapat jawaban dari pihak Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin. kumbanews mengkonfirmasi kepada pemilik perusahaan PT. Siagang bersama Machineri Oliver william Jost, namun lagi-lagi tidak mendapat jawaban hingga berita ini tayang bahkan nomor WhatsApp wartawan di blokir.
Editor: Muh. Yusuf Hafid