Foto: Inggris (Reuters)
Kumbanews.com – Negara kaya di Eropa, Inggris, mengalami krisis energi. Biaya energi di sana per rumah tangga dilaporkan akan mencapai 3.000 pound (Rp 62 juta) menjelang musim panas nanti.
Kenaikan tagihan baru akan diberlakukan Ofgem, regulator energi Inggris Raya, 1 April. Ini menjadikan tagihan tahunan rata-rata naik sekitar 750 pound lebih tinggi, 75%, daripada tahun 2020-2021.
“Total biaya kenaikan harga dalam empat tahun terakhir mencapai 3.033 pound,” kata kelompok kampanye End Fuel Poverty Coalition, dikutip The Guardian, Kamis (27/2/2025).
Harga energi global melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina 2022 lalu. Sebagai tanggapan, negara-negara Eropa berusaha keras untuk menghentikan penggunaan gas Rusia daripada mendanai perang yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin.
Harga gas kemudian naik tinggi. Sejak itu harga tidak turun kembali ke tingkat sebelum perang.
Biaya tambahan itu muncul bahkan setelah jaminan harga energi pemerintah, yang mencegah harga energi naik di atas tingkat 2.500 pound setahun diberlakukan. Dalam praktiknya, harga yang dibayarkan rumah tangga bisa jauh lebih mahal daripada batas maksimal karena batas maksimal didasarkan pada tarif per unit energi yang digunakan.
End Fuel Poverty Coalition mengatakan kenaikan akan mempersulit keluarga miskin. Keluarga besar dan mereka yang menggunakan peralatan medis juga akan mengalami kemalangan.
“Beban tagihan energi yang tinggi telah berlangsung cukup lama dan selama tagihan energi kita tetap bergantung pada biaya gas, rumah tangga terus bergantung pada pasar global dan industri bahan bakar fosil yang menghasilkan laba miliaran pound setiap tahun,” kata koordinator kelompok itu Simon Francis.
“Namun, seiring dengan transisi dari ketergantungan pada gas, sangat penting untuk memberikan dukungan bagi rumah tangga rentan yang berjuang dengan biaya energi sekarang dan berinvestasi dalam peningkatan efisiensi energi rumah,” tambahnya.
Regulator terakhir kali menaikkan batas maksimal pada bulan Januari sebesar 1,2% menjadi tarif yang setara dengan 1.738 pound. Itu dibandingkan dengan batas yang setara dengan tagihan energi rata-rata sebesar 1.042 pound dalam enam bulan hingga Maret 2021.
Manajer Warm This Winter, Caroline Simpson, mengatakan Inggris harus segera meningkatkan pembangkitan listrik terbarukan. Ia juga meminta negeri itu memisahkan harga energi terbarukan dari harga gas.
“Kenaikan yang terus-menerus ini menunjukkan Inggris masih terlalu bergantung pada impor energi asing dan jawabannya bukanlah lebih banyak pengeboran Laut Utara,” katanya.
“Ladang gas kita sekarang hampir habis dan sumber daya apa pun yang diekstraksi sebagai hasil pengembangan baru akan dijual di pasar terbuka, menghasilkan keuntungan besar bagi raksasa energi milik asing dan tidak melakukan apa pun untuk menurunkan tagihan bagi masyarakat biasa,” tambahnya.
Sumber: CNBC Indonesia