Ilustrasi/Net
Kumbanews.com – Perusahaan teknologi OpenAI menandatangani kontrak besar senilai 200 juta Dolar AS (sekitar Rp3,2 triliun) dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters, Rabu 18 Juni 2025, kerja sama ini diumumkan secara resmi baru-baru ini dan menyebut bahwa kontrak ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe kecerdasan buatan (AI) tingkat lanjut.
Hal ini guna mengatasi tantangan kritis dalam keamanan nasional, baik untuk keperluan militer maupun penggunaan internal pemerintah.
“Pekerjaan ini akan difokuskan di wilayah Washington dan sekitarnya, dengan target penyelesaian pada Juli 2026,” ujar Pentagon, dikutip dari Reuters.
Sementara itu, OpenAI mengungkapkan bahwa pendapatan tahunannya telah menembus angka 10 miliar Dolar AS pada bulan Juni ini, mencerminkan tingginya minat dan adopsi teknologi AI secara global.
Pada Maret lalu, OpenAI juga mengumumkan rencana untuk menggalang dana hingga 40 miliar Dolar AS dalam putaran pendanaan yang dipimpin oleh SoftBank Group, dengan valuasi perusahaan mencapai 300 miliar Dolar AS. Hingga akhir Maret, OpenAI memiliki sekitar 500 juta pengguna aktif mingguan.
Putih pada April lalu merilis panduan bagi lembaga-lembaga pemerintah untuk memastikan pemanfaatan teknologi AI secara bertanggung jawab di sektor publik. Namun, panduan tersebut tidak mencakup sistem pertahanan dan keamanan nasional.
Sumber: RMOL