Menteri Amran Wajib Awasi Ketat Penyaluran Bantuan Alat Pertanian

Alat dan mesin pertanian/Net

Kumbanews.com – Kementerian Pertanian didorong mengawasi ketat penyaluran bantuan alat pertanian agar tepat sasaran.

Bacaan Lainnya

“Agar penggunaan alat pertanian dapat benar-benar membantu petani yang membutuhkan,” kata Anggota Komisi VI DPR Usman Husin dalam rapat kerja dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Gedung Nusantara, Komplek DPR RI, Senayan, Senin 7 Juli 2025.

Usman mengaku telah menerima laporan terkait adanya penyaluran alat pertanian yang tidak tepat sasaran.

Seperti alat yang diterima oleh kelompok petani yang tidak membutuhkan atau bahkan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran sangat memprihatinkan. Bantuan alat pertanian seharusnya menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah-daerah yang paling membutuhkan, bukan malah menyulitkan petani,” kata politikus PKB ini.

Menurut Usman, alat pertanian harus berfungsi sebagai penunjang utama untuk mendongkrak hasil pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Ketidaktepatan sasaran dalam penyaluran bantuan alat pertanian, kata Usman, bisa merugikan petani yang selama ini sangat mengandalkan bantuan tersebut untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya.

“Kami mendesak Kementerian Pertanian untuk tidak hanya fokus pada penyaluran alat, tetapi juga menjalin kerjasama dengan lembaga lain untuk memastikan alat yang disalurkan sampai ke petani yang membutuhkan dan dapat dimanfaatkan dengan baik,” demikian Usman.

Menteri Amran dalam kesempatan tersebut langsung memberikan instruksi kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian untuk memantau langsung penyaluran bantuan alat pertanian di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut data Kementerian Pertanian, pada tahun 2024, sekitar 20 persen dari 100.000 unit alat pertanian yang disalurkan ke daerah-daerah rawan pangan di Indonesia tidak digunakan secara optimal.

Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara alat yang disalurkan dengan kebutuhan lokal, serta kurangnya pemahaman petani tentang cara penggunaan alat tersebut.

 

 

 

 

 

 

Sumber: RMOL

Pos terkait