Karutan Makale Selalu Menghindar dari Media, Publik Curiga Ada Sesuatu yang Tidak Beres di Dalam Rutan

Rumah Tahanan Kelas IIB Makale.

Kumbanews.com – Ketertutupan Rutan atau Lapas, dapat memperkuat stigma negatif terhadap lembaga pemasyarakatan dan narapidana, yang seharusnya menjadi bagian dari proses pemulihan dan reintegrasi sosial.

Bacaan Lainnya

Hal itulah yang dipertontonkan oleh Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Kelas IIB Makale Rahmat Effendi. Dimana ia sangat tertutup terhadap media. Karena sikapnya ini sehingga menimbulkan beberapa dampak negatif dan menjadi sorotan, juga bertentangan dengan prinsip keterbukaan informasi publik sehingga dapat memunculkan spekulasi negatif di masyarakat.

Karena sikap tertutup Karutan Makale, menimbulkan rasa curiga publik kalau ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak beres di dalam Rutan Kelas IIB Makale.

“Memang Karutan yang baru menjabat itu, orangnya tertutup. Dan mungkin Karutan ini berkepribadian yang cenderung lebih fokus pada dunia internal, seperti pikiran dan perasaan sendiri, daripada mencari stimulasi eksternal dari interaksi sosial atau istilahnya introvert,”
kata salah satu sumber yang dirahasiakan namanya kepada kumbanews, Selasa (08/07) kemarin.

Senada dengan sumber, rekan media inisal A yang enggan disebut identitasnya juga menyatakan hal yang sama.

“Terkesan tertutup, karena sikapnya itu Rutan Makale sering disorot oleh aktivis, ucapnya melalui pesan WhatsApp, Rabu (09/07/2025).

Sementara Kepala Bidang Perawatan, Pengamanan, dan Kepatuhan Internal Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Sulawesi Selatan (Sulsel), Herman Anwar yang dimintai tanggapan menyatakan pihaknya sudah seringkali mengingatkan kepada jajaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk selalu bersinergi bersama rekan media.

“Ya kami sudah sering sampaikan kepada Kepala UPT untuk selalu berkoordinasi dengan rekan media karena dia teman kita, tapi tergantung dari orangnya, jadi jangan salah artikan”, ujarnya, Selasa (08/07).

Ditanya lebih lanjut terkait tindakan pihak Kanwil Dirjenpas ketika ada kepala UPT yang menghiraukan arahan atasan, namun Herman, enggan menjawabnya.

Sebelumnya, Direktur Pusat Kajian Advokasi Anti Korupsi (PUKAT) Sulsel, Farid Mamma SH, MH juga ikut menyoroti dugaan ketertutupan pejabat baru Karutan Makale setelah mendapatkan informasi dari media.

“Berdasarkan informasi ini, kiranya Dirjenpas Sulsel, segera melakukan evaluasi jajaran Rutan Makale karena tidak mampu menjadi pemimpin, padahal dia (Rahmat Effendi) ditunjuk jadi Karutan agar bisa menjadi contoh yang baik sebagai pelayan masyarakat di bidang Permasyarakatan,” pungkasnya.

Sekedar diketahui bahwa UU Keterbukaan Informasi Publik (UU Nomor 14 Tahun 2008) mengatur kewajiban badan publik, termasuk Rutan, untuk menyediakan informasi yang relevan dan dibutuhkan masyarakat, termasuk media.

Media berperan penting dalam menyampaikan informasi dan edukasi kepada masyarakat. Sikap tertutup menghambat upaya ini.

Keluarga narapidana, masyarakat umum, dan pihak lain yang membutuhkan informasi terkait Rutan akan kesulitan mendapatkan akses yang dibutuhkan.

 

 

 

Penulis: Tim Redaksi Kumbanews

Editor: M. Yusuf

Pos terkait