CEO Anthropic Peringatkan AI Bisa Percepat Gelombang Pengangguran

Ilustrasi

Kumbanews.com – CEO Anthropic, Dario Amodei, mengingatkan bahwa perkembangan kecerdasan buatan (AI) berpotensi memicu pengangguran massal dalam waktu dekat. Ia menilai, meski teknologi ini belum sepenuhnya sempurna, kecepatan evolusinya sudah mulai menggantikan peran manusia di berbagai sektor.

Bacaan Lainnya

Pernyataan itu ia sampaikan dalam forum AI+ DC Summit yang digelar Axios, Rabu (17/9/2025), seperti dikutip dari CNBC.

“Ini sudah mulai terjadi,” tegas Amodei.

Peringatan Amodei muncul di tengah lesunya pasar kerja Amerika Serikat. Data terbaru menunjukkan penciptaan lapangan kerja baru menurun tajam, sementara tingkat pengangguran bulan lalu menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Meski belum ada bukti keterkaitan langsung dengan AI, tren ini dinilai sebagai sinyal serius.

Ancaman Nyata AI

Amodei sebelumnya juga menyinggung risiko serupa. Pada Mei lalu, ia memperkirakan dalam 1–5 tahun mendatang, AI berpotensi menghapus hingga setengah pekerjaan tingkat pemula di perkantoran. Jika itu terjadi, angka pengangguran bisa melonjak sampai 20 persen.

“Teknologi yang berkembang pesat sulit diprediksi. Bisa lebih cepat, lebih lambat, atau berbeda dari perkiraan. Namun peluang terjadinya cukup besar, sehingga kami merasa perlu memperingatkan dunia,” jelasnya.

Selain ancaman pada lapangan kerja, penerapan AI juga masih menghadapi keterbatasan. Apple misalnya, menemukan bahwa Siri berbasis AI belum sesuai standar internal. Di sisi lain, interaksi berlebihan dengan chatbot kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan mental.

Peran Pemerintah

Menurut Amodei, pemerintah harus ikut terlibat membantu masyarakat beradaptasi dengan revolusi AI. Salah satu opsi yang ia ajukan adalah kebijakan pajak atas keuntungan perusahaan AI untuk mendukung pekerja yang terdampak.

Masih Diremehkan

Meski begitu, tidak sedikit pihak menilai peringatan Amodei bertujuan memperkuat posisi Anthropic di industri AI. Namun ia menegaskan, banyak orang masih meremehkan potensi teknologi ini.

Pos terkait