Kumbanews.com – Pada Abad Pertengahan Eropa, di tengah kegelapan wabah, kelaparan, dan takhayul, muncul sebuah fenomena aneh yang dikenal sebagai Tarian Wabah St. Vitus. Pada tahun 1374, di kota Aachen, Kekaisaran Romawi Suci, sekelompok orang tiba-tiba mulai menari di jalanan dengan histeris. Tarian ini tidak terkendali, dan para penari tampak seperti kerasukan, melompat dan berputar tanpa henti selama berjam-jam, bahkan berhari-hari, hingga kelelahan, cedera, atau bahkan kematian.
Fenomena aneh ini dengan cepat menyebar ke kota-kota lain di seluruh Eropa, seperti Cologne, Metz, Strasbourg, dan Zurich. Jumlah penari terus bertambah, dan tarian itu menjadi semakin aneh dan menakutkan. Beberapa penari berteriak dan meratap, sementara yang lain mengalami halusinasi dan kejang-kejang, menciptakan pemandangan yang mengerikan dan membingungkan bagi para pengamat. Musik dan keramaian sering kali menyertai mereka, menambah suasana yang semakin kacau.
Sejumlah upaya dilakukan untuk menghentikan tarian ini. Pihak berwenang mencoba mengunci para penari atau membawa mereka ke tempat-tempat suci untuk berdoa dan mencari penyembuhan. Beberapa orang percaya bahwa tarian itu adalah kutukan atau hukuman dari para dewa, sementara yang lain percaya bahwa itu adalah tanda kerasukan setan. Namun, tidak ada upaya yang berhasil menghentikan penyebaran fenomena ini.
Penyebab pasti dari Tarian Wabah St. Vitus masih menjadi misteri hingga saat ini, memicu perdebatan dan spekulasi di kalangan sejarawan, ilmuwan, dan ahli medis. Beberapa teori menyebutkan bahwa itu disebabkan oleh keracunan jamur ergot, yang tumbuh pada tanaman gandum dan dapat menyebabkan kejang-kejang, halusinasi, dan perilaku aneh lainnya. Teori lain berpendapat bahwa itu adalah bentuk histeria massal yang dipicu oleh stres dan ketakutan akan wabah, kelaparan, dan bencana lainnya yang melanda Eropa pada saat itu. Kondisi sosial dan ekonomi yang sulit, serta kepercayaan yang kuat pada kekuatan supranatural, mungkin juga berperan dalam penyebaran fenomena ini.
Tarian Wabah St. Vitus akhirnya mereda pada abad ke-16, tetapi meninggalkan jejak misteri dan pertanyaan yang belum terjawab. Ini adalah pengingat yang mengerikan tentang kekuatan pikiran dan tubuh manusia, dan bagaimana mereka dapat dipengaruhi oleh stres, ketakutan, dan takhayul. Ini juga merupakan contoh menarik tentang bagaimana sejarah dapat menyimpan misteri yang belum terpecahkan, mengundang kita untuk terus bertanya dan mencari jawaban tentang masa lalu kita. (**)




