Asuransi di RI Baru 2,8%, Mass Market Belum Tersentuh

Presiden Direktur Prudential Syariah, Iskandar Ezzahuddin. (Foto: RMOL/Alifia Dwi Ramandhita)

Kumbanews.com – Penetrasi asuransi di Indonesia hingga saat ini masih tergolong rendah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), angkanya baru mencapai 2,8 persen.

Presiden Direktur Prudential Syariah, Iskandar Ezzahuddin, menilai kondisi tersebut terjadi karena industri asuransi terlalu berfokus pada segmen masyarakat affluent atau kalangan menengah atas.

Bacaan Lainnya

“Produk yang ada kebanyakan mengarah pada investasi dan savings. Pasar ini memang penting, tetapi hanya menyentuh kalangan menengah atas. Sementara segmen mass market dan middle market masih tertinggal,” ujar Iskandar dikutip dari RMOL dalam konferensi pers peluncuran PRUHeritage Syariah di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Hasil riset Prudential menunjukkan, 64 persen masyarakat Indonesia merasa khawatir tidak mampu memenuhi kebutuhan masa depan jika terjadi hal buruk. Namun, kekhawatiran tersebut belum diikuti dengan peningkatan kepemilikan asuransi.

Hingga 2024, tercatat lebih dari 80 juta keluarga Indonesia masih merancang masa depan tanpa perlindungan finansial yang memadai. Kondisi ini dapat menjadi masalah serius apabila pencari nafkah utama dalam keluarga kehilangan kemampuan untuk bekerja.

Iskandar menjelaskan, rendahnya penetrasi asuransi disebabkan oleh produk yang dinilai rumit, tidak selalu terjangkau, dan sulit dipahami. Sebagian masyarakat juga masih beranggapan bahwa asuransi hanya diperuntukkan bagi kalangan menengah atas. Padahal, jutaan keluarga Indonesia justru membutuhkan solusi perlindungan yang sederhana, mudah diakses, dan relevan dengan kebutuhan mereka.

Ia menegaskan, kekhawatiran juga muncul dari sisi pelaku industri. Tanpa perlindungan yang memadai, keluarga Indonesia rentan kehilangan ketahanan finansial.

“Rendahnya penetrasi asuransi ini menjadi perhatian serius. Tanpa adanya proteksi, keluarga Indonesia tidak akan memiliki ketahanan finansial—padahal itu adalah fondasi bagi terwujudnya perekonomian yang kuat dan tangguh,” pungkasnya.

Pos terkait