Hamas Nyatakan Siap Gencatan Senjata, Trump Klaim Kesepakatan Damai di Gaza Semakin Dekat

YouTube Associated Press PERDAMAIAN DI GAZA - Tangkapan layar menunjukkan konferensi pers yang dilakukan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah mengadakan pertemuan di Gedung Putih untuk membahas mengakhiri perang di Gaza, Senin (29/9/2025). Ketika Trump dan Netanyahu sepakat dengan proposal 20 poin kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Hamas mengungkapkan bahwa pihaknya juga siap. 

Kumbanews.com – Pejabat senior Hamas, Taher al-Nounou, menyatakan pihaknya siap melakukan gencatan senjata dengan Israel. Bahkan, Hamas juga bersedia membebaskan sisa sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.

Pernyataan ini sejalan dengan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mendorong kesepakatan damai untuk mengakhiri perang di Gaza. Sebelumnya, Trump telah merilis proposal berisi 20 poin gencatan senjata saat bertemu dengan para pemimpin negara Arab dan Muslim di sela Sidang Umum PBB pekan lalu.

Bacaan Lainnya

Dalam konferensi pers, al-Nounou menegaskan pembebasan tahanan Israel hanya bisa dilakukan jika perang berakhir dan Israel menarik pasukannya dari Gaza.
“Kami serius ingin membebaskan para tahanan sebagai bagian dari perjanjian yang mengakhiri perang di Gaza dan menjamin penarikan pendudukan,” ujarnya, Senin (29/9/2025), dikutip dari Middle East Monitor.

Ia juga menyatakan Hamas siap menerima usulan Mesir untuk membentuk pemerintahan independen di Jalur Gaza. “Kami siap untuk gencatan senjata yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun, dan akan mempelajari rencana Amerika dengan cara yang melindungi hak dan kepentingan Palestina,” tambahnya.

Di sisi lain, Trump menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui proposal gencatan senjata tersebut. “Kami sudah sangat dekat dengan kesepakatan damai di Gaza,” kata Trump dalam konferensi pers usai bertemu Netanyahu.

Meski begitu, Trump memperingatkan Hamas bahwa Israel akan tetap mendapat dukungan penuh AS jika kelompok itu menolak tawarannya. Ia juga berterima kasih kepada Netanyahu atas persetujuannya.
“Jika kita bekerja sama, kita bisa mengakhiri kematian dan kehancuran yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad,” ucap Trump, dikutip dari Reuters.

Netanyahu sendiri menyambut baik rencana Trump, yang menurutnya selaras dengan tujuan Israel dalam perang Gaza. “Ini akan mengembalikan semua sandera kami, membongkar kemampuan militer Hamas, mengakhiri kekuasaan politiknya, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” katanya.

Namun, Netanyahu juga menghadapi tekanan besar. Keluarga sandera dan publik Israel yang semakin lelah dengan perang menuntut kesepakatan segera. Di sisi lain, koalisi sayap kanan yang mendukungnya bisa runtuh jika dianggap memberi terlalu banyak konsesi.

Sementara itu, Otoritas Palestina menyambut baik upaya diplomasi Trump dan menyatakan komitmen untuk bekerja sama dengan AS dan mitranya demi tercapainya kesepakatan komprehensif, menurut laporan kantor berita WAFA.

Steven Cook, peneliti senior di Council on Foreign Relations, menilai akhir perang mungkin semakin dekat, tetapi masih banyak hal yang harus dilakukan. “Qatar sekarang harus menekan Hamas, dan Netanyahu perlu meyakinkan kabinet keamanannya,” ujarnya.

Sebagai catatan, menurut data Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya. Sejak itu, lebih dari 66.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, berdasarkan catatan otoritas kesehatan Gaza. (**)

Pos terkait