Kumbanews.com – Pemerintah Kota Makassar menegaskan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) sebagai instrumen strategis pembinaan akhlak generasi muda. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan MTQ bukan sekadar kompetisi, tetapi investasi jangka panjang bagi masa depan karakter dan peradaban kota.
Penegasan itu disampaikan Munafri saat membuka MTQ Tingkat Kota Makassar 2025 di Gedung Lestari 45, Kamis malam (20/11), yang ditandai dengan prosesi pelengkapan kaligrafi di atas kanvas. Ajang tahun ini merupakan MTQ ke-11 yang digelar hingga 23 November di MAN 3 Makassar, menghadirkan 815 peserta dari 15 kecamatan dengan 17 cabang lomba, mulai tilawah, tafsir tiga bahasa, fahmil, syahril Qur’an, hingga kaligrafi dan karya tulis ilmiah.
Munafri berharap MTQ ke-11 menjadi titik lahirnya generasi Qur’ani yang unggul dalam akhlak dan kompetensi, sekaligus mampu mengharumkan nama Makassar di tingkat provinsi maupun nasional. Ia juga menyoroti ketimpangan hadiah MTQ yang dianggap tak sebanding dengan kompetisi lain. Di hadapan Ketua DPRD Makassar, ia meminta penambahan anggaran MTQ tahun berikutnya.
“Hadiah MTQ tidak boleh kalah dari kompetisi lain. Ini menyangkut masa depan anak-anak kita dan pembinaan akhlak mereka,” tegasnya.
Selain itu, Munafri memaparkan arah kebijakan pendidikan yang sedang disusun Pemkot bersama sejumlah pihak, termasuk Universitas Negeri Makassar. Rencana tersebut mencakup revisi kurikulum pendidikan dasar, penambahan jam baca Al-Qur’an, penguatan pendidikan agama, serta penegasan pendidikan akhlak dan kearifan lokal.
Pemkot Makassar juga akan mewajibkan penguasaan dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan Bahasa Arab bagi pelajar Muslim. Menurut Munafri, keterbatasan kemampuan bahasa kerap membuat peluang ekonomi hilang, sehingga Bahasa Arab dipandang sebagai aset strategis bagi generasi Muslim Makassar.
Di hadapan dewan hakim yang baru dikukuhkan, Munafri meminta penjurian dilakukan dengan objektivitas dan integritas. MTQ, katanya, harus menjadi ruang pembinaan sehingga para pemenang dapat terus berprestasi ke jenjang lebih tinggi.
Menutup sambutannya, Munafri menegaskan visinya menjadikan Makassar sebagai rumah yang inklusif, kota yang memelihara toleransi dan moderasi beragama. Ia mengajak seluruh masyarakat menjaga persatuan dan memastikan pembangunan digerakkan tanpa diskriminasi. (***)





