Kumbanews.com – Camat Rappocini, M. Aminuddin, S.Sos., M.A.P., menghadiri Upacara Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa ke-79 yang digelar di Monumen Korban 40.000 Jiwa, Jalan Langgau, Kelurahan La’latang, Kecamatan Tallo, Kamis (11/12/2025). Peringatan ini menjadi momentum refleksi untuk menjaga persatuan bangsa serta menghargai pengorbanan para leluhur Sulawesi Selatan.
Upacara tersebut dipimpin oleh Asisten I Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Ishak Iskandar, yang hadir mewakili Gubernur Sulsel. Kegiatan ini dihadiri unsur Forkopimda, TNI-Polri, para camat, tokoh masyarakat, keluarga korban, veteran, pelajar, serta masyarakat umum.
Dalam amanatnya, Ishak Iskandar menegaskan bahwa peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa bukan sekadar agenda seremonial tahunan, melainkan pengingat kolektif atas tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di Sulawesi Selatan. Ia menekankan pentingnya menjaga nilai kemanusiaan, persatuan, dan keadilan agar peristiwa kelam serupa tidak terulang.
“Ini adalah hari untuk menundukkan kepala dan mengenang penderitaan masyarakat Sulawesi Selatan. Tragedi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi bangsa,” ujarnya.
Peringatan tersebut mengenang peristiwa tragis pada 1946-1947, saat operasi militer yang dipimpin Raymond Westerling dari pasukan kolonial Belanda menyebabkan puluhan ribu warga sipil gugur. Tragedi itu meninggalkan luka mendalam dan menjadi catatan kelam dalam sejarah perjuangan bangsa.
Upacara berlangsung khidmat dan penuh penghormatan. Kehadiran generasi muda, khususnya pelajar, dinilai penting untuk menanamkan kesadaran sejarah sejak dini agar nilai-nilai perjuangan dan kemanusiaan tetap hidup dari generasi ke generasi.
Camat Rappocini, M. Aminuddin, menyampaikan bahwa peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa merupakan pengingat bagi seluruh elemen masyarakat untuk tidak melupakan sejarah.
“Momentum ini mengajarkan pentingnya menjaga persatuan, menjunjung nilai kemanusiaan, serta menghargai pengorbanan para leluhur. Sejarah kelam ini harus menjadi pelajaran agar kita terus merawat perdamaian dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Ia berharap, peringatan ini mampu memperkuat semangat kebangsaan dan empati sosial, sehingga tragedi kemanusiaan serupa tidak pernah terulang di masa mendatang. (***)





