Kumbanews.com – Aroma masakan perlahan memenuhi rumah-rumah pada malam Natal. Dari dapur sederhana hingga meja makan yang hangat, Natal dirayakan bukan hanya lewat ibadah, tetapi juga melalui hidangan yang menyatukan keluarga dan menghadirkan kenangan.
Di Eropa, musim dingin menjadikan dapur sebagai pusat kebersamaan. Di Austria, Jerman, hingga Inggris, unggas panggang seperti kalkun atau ayam disiapkan dengan cermat sejak pagi.
Kentang panggang, sayuran rebus, dan saus hangat menyertai hidangan utama. Saat malam tiba, keluarga berkumpul usai misa Natal, berbagi cerita sambil menikmati Christmas pudding, mince pie, dan kue jahe yang menghangatkan suasana.
Berbeda dengan Eropa, Indonesia merayakan Natal dengan kekayaan rasa Nusantara. Ayam panggang, opor ayam, hingga rendang daging sapi menjadi sajian utama di meja makan. Di ruang tamu, nastar dan kastengel tersusun rapi, menandai pintu rumah yang terbuka bagi keluarga dan kerabat yang datang bersilaturahmi.
Lebih dari sekadar makanan, proses menyiapkan hidangan menjadi inti perayaan. Resep lama diturunkan, bumbu diracik bersama, dan kisah keluarga kembali diceritakan. Di momen inilah Natal terasa hidup sederhana, hangat, dan penuh makna.
Meski berbeda budaya dan cita rasa, hidangan Natal di Indonesia dan Eropa memiliki pesan yang sama menghadirkan kebersamaan, menumbuhkan rasa syukur, dan merayakan Natal sebagai perayaan kasih yang tersaji di setiap meja makan. (***)





