Kumbanews.com – Koordinator Investigasi dan Dokumentasi GoWa-MO, Topan Daeng Siama mengeluarkan rilisan hasil investigasi beberapa proyek pembangunan anggaran milyaran di Kabupaten Gowa, Jumat Siang (11/10/2019) di Warkop Riolo Jalan Mesjid Raya, Sungguminasa Gowa.
Diantaranya Preservasi Jalan Makassar-Gowa- Takalar APBN tahun anggaran 2019 nilai anggaran 16 milyar, Pekerjaan Gedung dan Bangunan Polbangtan, nilai anggaran 5 milyar, Pekerjaan Pembangunan atau Penataan Pedestrian Dalam Kota Sungguminasa, nilai anggaran 24,6 milyar, Paket 8 Pembangunan Jembatan Alternatif, nilai anggaran 1,49 milyar dan Proyek Rehab Istana Tamalate, nilai anggaran 6,23 milyar
Namun dirinya tidak membeberkan secara rinci temuan hasil investigasi tersebut. Menurutnya pemantauan dan pengawasan secara berkala untuk kepentingan pembayaran Termjn atau Monthly Certificate (MC). Pengguna anggaran bisa bermasalah apabila membayarkan barang/pekerjaan yang tidak sesuai.
Topan mengatakan, Temuan ini sudah saya sampaikan langsung dilapangan termasuk saran dan masukan untuk dibenahi terkait kesalahan pekerjaan konstruksinya. Sebenarnya untuk mencegah masalah sejak dini prestasi pekerjaan maka pihak direksi pekerjaan, konsultan supervisi, dan kontraktor pelaksana melakukan koordinasi bersama. Apa salahnya melibatkan pengawasan pihak luar seperti LSM dan Media agar dapat meminimalisir masalah dilapangan.
Seharusnya pihak PPK dan konsultan supervisi memperlihatkan kurva S agar kami sebagai sosial kontrol dapat mensinkronkan progress pekerjaan hasil investigasi karena dengan melihat deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari target. Target yang saya maksud adalah jadwal sesuai dengan kurva Rencana Prestasi Pekerjaan, semua ini untuk menghindari temuan,”jelasnya
” Komunikasi antar Pihak di lapangan sangat diperlukan untuk menjaga koordinasi, konsolidasi, dan sinergi antar pihak. Hal ini semata-mata untuk mengendalikan suatu pekerjaan agar tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan tepat anggaran. Kompleksitas komunikasi disesuaikan dengan tingkat besaran pekerjaan (kualifikasi pekerjaan). Namun ada dua alat yang biasa diperlukan dalam komunikasi, yaitu: Direksi Kits dan Alat Komunikasi (Radio HT, HP, LAN, dan Online).
” Direksi Kits merupakan bukti otentik yang berupa catatan-catatan para pihak terhadap penyelesaian (proses) pekerjaan. Variasi direksi kits, disesuaikan dengan kualifikasi pekerjaan. Catatan-catatan yang dituangkan dalam buku direksi misalnya digunakan sebagai catatan resmi yang harus ditindaklanjuti oleh para pihak,”pungkas Topan
Pihak kuasa dan pengguna anggaran untuk proyek proyek ini harus berhati hati untuk buat pengakuan pasca pembenahan. Apakah pekerjaan proyek tersebut sudah sesuai dengan kuantitas dan kualitas ? Jadi semua laporan-laporan harian, mingguan, bulanan, dan dokumen-dokumen, perlu disetujui oleh para pihak sesuai tingkatan jabatan di pekerjaan, yang dituangkan dalam tanda tangan dan stempel instansi. Hal ini akan dipakai untuk proses penagihan oleh kontraktor, kami sudah memberikan banyak masukan terkait temuan dilapangan namun tidak semua dibenahi dan dilakukan perbaikan,”ujar Topan
Dirinya menegaskan, ini peringatan buat pengguna anggaran agar teliti menerima penagihan 50% atau MC 50 untuk proyek tersebut diatas. Prestasi pekerjaan di lapangan harus sudah mencapai minimal 60% berdasarkan laporan harian, mingguan, bulanan, dan Kurva S harus menunjukkan lebih besar dari 50% (minimal 60%). Namun hasil investigasi kami dilapangan, kontraktor sangat sulit mengajukan penagihan karena bagaimana mungkin progress mencapai 60% sementara saran dan masukan dari temuan kami tidak dilakukan perbaikan,”bebernya. (*)