Gempa dan Tsunami Palu-Donggala, 186 Ribu Siswa Terganggu Layanan Pendidikan

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Sebanyak 186 ribu siswa terganggu layanan pendidikan pasca-gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Poppy Dewi Puspitawati mengatakan, para siswa tersebut tersebar di 1.724 satuan pendidikan dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK.

Bacaan Lainnya

“Tiga kabupaten terparah yaitu Kota Palu, Donggala, dan Sigi,” kata Poppy di Graha BNPB Jakarta, Rabu 10 Oktober 2018.

1. Sebanyak 22 guru meninggal dan 14 guru menghilang

Akibat bencana tersebut, lanjut Poppy, sebanyak 22 guru meninggal dunia dan 14 orang hilang terseret arus tsunami dan tertimbun reruntuhan bangunan.

“Kemungkinan banyak siswa yang terseret tsunami saat mengikuti gladi resik Festival Palu Nomoni dan ada Bibie Camp yang terhisap lumpur di Jono Oge, Kabupaten Sigi,” kata dia.

2. Sebanyak 23 siswa meninggal dunia

Selain itu, tercatat 23 siswa meninggal dunia, 35 orang hilang dan satu orang mengalami luka berat. Sementara, sekolah yang rusak akibat peristiwa itu 422 unit.

“Sebanyak 422 itu total dari empat kabupaten di Kota Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong. Itu dari PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK, ya. Untuk yang rusak ringan itu paling banyak di Kota Palu dengan total 215,” ungkap dia.

Poppy menjelaskan masih banyak siswa, guru, dan pegawai dinas pendidikan yang mengungsi di gunung dan atau keluar Sulawesi Tengah.

“Pendataannya masih belum optimal karena terkendala komunikasi, terutama di Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong,” kata Poppy.

3. Sekolah darurat dan bantuan pendidikan telah digulirkan

Guna memulihkan layanan pendidikan, Kemendikbud kini mendirikan sekolah darurat berkapasitas tujuh ruang sebanyak 333 unit. Selain itu, mendirikan dua tenda, satu tenda standar UNICEF di daerah Patebo, dan 20 unit tenda yang sedang disiapkan.

Untuk penanganan pasca-bencana Palu, pemerintah menyiapkan bantuan tunai untuk guru dan tenaga kependidikan terdampak Rp180 juta untuk 180 orang. Selain itu, pelatihan guru pasca-bencana (trauma konseling) Rp10 miliar, bantuan pelatihan untuk 100 guru sebesar Rp300 juta, dan 19 program peningkatan kompetensi guru pendidikan dasar Rp600 juta untuk 170 orang.

Pos terkait