Kumbanews.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj ikut mengkritisi kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19 yang kerab membuat bingung dan tumpang tindih. Seperti dalam kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemerintah melarang mudik namun di satu sisi membuka transportasi publik.
“Saya minta pemerintah konsisten. Kadang-kadang membingungkan, walaupun ada syarat-syarat tapi tetap membingungkan. Mudik dilarang, tapi transportasi dibuka walaupun dengan syarat-syarat,” ujar Said Aqil, Selasa (19/5/20).
Said Aqil mengakui bahwa masyarakat Indonesia tidak dapat disiplin. Namun jika pemerintah tegas dalam membuat aturan, maka tidak akan ada kebingungan di tengah masyarakat dalam menjaga keselamatan diri.
“Sudahlah, sekarang kita ini susah untuk disiplin, gitu saja enggak bisa. Kemudian masjid dibubarkan kalau ada kerumunan, tapi pasar, mal dibuka, kurang tegas pemerintah ini,” ujarnya.
Said mengatakan, wabah Covid-19 ini tidak akan hilang dalam waktu yang singkat. Sehingga, pihaknya berharap agar masyarakat dan pemerintah mampu menjalankan kehidupan normal yang baru guna berdamai dengan Covid-19.
“Masyarakat kita belum sadar, kemungkinan nanti new normal ini kalau sudah selesai bisa jadi tradisi baru kepribadian kita lah. Jaga kebersihan, jaga diri kita, pakai masker sudah menjadi kebiasaan yang akan datang ini. Bagaimanapun Covid-19 tidak bisa hilang sama sekali, enggak,” tandasnya.(*)