Kumbanews.com – Tanda tagar #MendikbudDicariMahasiswa trending topic di Twitter Indonesia. Tagar tersebut bermula dari seruan Aliansi BEM Seluruh Indonesia di akun resmi mereka yang menghendaki audiensi untuk membahas semua persoalan pendidikan, mulai dari perguran tinggi dan Dikdasmen, dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Namun hingga saat ini, pihak Kemendibud belum merespon undangan audiensi dari BEM SI itu.
Ajakan audiensi itu disampaikan pada hari pendidikan nasional (Hardiknas) pada 2 Mei lalu yang tidak digubris oleh pihak Kemendikbud. “Maka dari itu kami mengajak kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk bersama-sama melakukan aksi media, dengan meramaikan dunia maya, khususnya di Twitter,” tulis akun @aliansibem_si, Selasa (2/6).
Dari tagar tersebut, mahasiswa merasa kecewa dengan kebijakan yang dikeluarkan Nadiem. “Diajak audiensi susah, mendikbud ke mana?” tulis akun itu. BEM SI juga mempertanyakan kebijakan Kampus Merdeka ala Nadiem. “Kebijakan kampus merdeka, kampusnya merdeka, mahasiswanya sengsara,” tulis akun itu.
Ketua BEM SI, Remi Hastian, menjelaskan, salah satu tuntutan mahasiswa adalah meminta Nadiem Makarim memberikan relaksasi biaya kuliah atas dampat penerapan belajar dari rumah dan berbagai fasilitas kampus tidak dapat diakses. Selain itu, ia menyebut mahasiswa terbebani dengan kuota internet sebagai pengganti perkuliahan melalui daring.
Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, BEM SI menyoroti pemotongan dana abadi, pembatalan Ujian Nasional (UN) akibat corona, praktik katalisasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) seperti jalur zonasi. Remi menjelaskan, pemerintah telah menggelontorkan dana stimulus fiskal untuk berbagai sektor yang terdampak Covid-19 senilai Rp405,1 triliun.
Dana pendidikan yang akan dipotong yakni pemotongan tunjangan guru sebesar Rp3,3 triliun, tunjangan profesi guru PNS dari Rp53,8 triliun menjadi Rp50,3 triliun, penghasilan guru PNS dari Rp698,3 triliun menjadi Rp454,2 triliun, dana BOS dari Rp54,3 triliun menjadi Rp53,4 triliun, BOP PAUD dari Rp4,475 triliun menjadi 4,014 triliun dan BOP kesetaraan dari 1,477 triliun mejadi Rp1,195 triliun.
“Dana pendidikan sangat penting dalam menjaga keberlangsungan proses mencerdaskan kehidupan bangsa. Anggaran infrastruktur dan transportasi padahal bisa menjadi solusi dibanding menggunakan dana abadi pendidikan,” ucap Remi dalam keterangannya di Jakarta, hari ini. (*)