JPKP Dampingi Pasien Penyakit Ginjal Asal Konawe untuk Mendapat Fasilitas Pengobatan

  • Whatsapp

Kumbanews.com- Woroagi selaku ketua DPD Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Konawe melaporkan adanya Pasien yang sementara didampingi oleh organisasi JPKP Divisi kemanusiaan di Rumah Sakit Bahteramas Kota Kendari,Provinsi  Sulawesi Tenggara bahwa dalam harapannya agar Pasien Tersebut mendapat bantuan dan Bisa di Pasilitasi untuk mendapatkan Pasilitas Bantuan dalam Proses Pengobatan sampai sembuh kembali.

Bacaan Lainnya

” Besar harapan kami agar pemerintah dapat membantu pengobatan pasien untuk mendapatkan pengobatan sehingga bisa melakukan aktivitas seperti biasanya” ucap Woroagi, Minggu 07Juni 2020.

Identitas pasien Bernama Aswar Annas, Tempat/Tanggal Lahir , Woerahi 16 Mei 1989, Alamat Domisili Desa Tudameaso, RT.001/RW.001, Kel/Desa Tudameaso, Kecamatan Meluhu, Kabupoaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), No. Telpon 0821 8785 4471, Diaknosa Penyakit GINJAL yang sementara di Rawat di Rumah Sakit Bahteramas, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Gejala yang Sering di alami oleh pasien tersebut adalah Muntah Darah dan bila datang sakitnya terkadang sampai harus Pingsan.

Idientitas orang tua, Nama Ibu Kandung Wardu, Tempat/Tanggal Lahir Raha, 11 Juli 1972, Alamat Domisili Desa Tudameaso, RT.001/RW.001, Kelurahan/Desa Tudameaso, Kecamatan Meluhu, Kabupoaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dalam kronologi pasien, Pada Tahun 2017 Pasien ( ASWAR ANNAS ) ke Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, disana Aswar Annas Bekerja di sala satu Perusahaan Swasta berpropesi sebagai Satpam, Dan Pada Tahun yang sama datang sahabatnya dari Kota Kendari mempengaruhi dan mengajaknya Ke Nusa Tenggara Timur untuk mencari Pekerjaan yang lebih baik, dan beberapa hari mereka berdiskusi, mereka putuskan untuk merantau ke-Nusa Tenggara Timur tepatnya di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, tetapi mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya ( Aswar dan sahabatnya ), melamarlah Pekerjaan di sala satu Bengkel Motor yang berada di Kota Manggarai Barat.

Berselang waktu bekerja Aswar Annas sering mengeluhkan Penyakit nyeri pada bagian bawah perut dan terasa panas, karena tidak tahan dengan nyeri diperutnya dan pada saat itu mengalami pingsan yang kesekian kalinya.

Rekan kerjanya lalu mengantarkan Aswar Annas (pasien) di Rumah Sakit SILOAM Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam keadaan tidak sadarkan diri (koma selama tiga hari), dan hasil Pemeriksaan Dokter dirumah Sakit itu, Pasien tersebut Didiaknosa menderita Penyakit Ginjal dan sudah Parah.

Teman-temannya pun bersepakat memberikan kabar kepada keluarga Pasien di Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe bahwa Aswar Annas (pasien) sedang di Rawat di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo Kota Manggarai Barat NTT dan Penyakitnya GINJAL, kejadian ini Desember Tahun 2017 ( keterangan Pasien yang sudah mulai dilupa) dan di rumah sakit SILOAM itu masuk dengan Keterangan Pasien UMUM.

Tindakan Keluarga yang ada di Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara pada saat itu langsung bergegas menjemput pasien (Aswar Annas) di Rumah Sakit SILOAM Labuan Bajo Kota Manggarai Barat NTT, dan langsung Membawa Pulang Ke kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Setibanya di Bandara Haluoleo Keluarga dan Pasien Tersebut Langsung mengarah ke Rumah Sakit Bahteramas Kota Kendari pada bulan Desember tahun 2017 itu juga.

Sebulan setelah di Rawat di Rumah Sakit Bahteramas orang tua pasien (Aswar Annas) sudah masuk tahun 2018, memintah untuk dipulangkan dirumah di Desa Tudameaso Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe Karena alasan Tidak adanya Perobahan Pasien, dan juga melakukan Proses Pengobatan Melalui Cuci Darah seminggu Tiga Kali, dan yang lebih memperihatinkan karena terkendala didalam Pembiayaan, dan setiba dirumah segala macam orang tua pasien melakukan dengan segala upaya sampai memakai jasa pengobatan Alternatif ( DUKUN ), karena juga tidak ada perobahan dan semakin hari semakin parah, boleh dikatakan berapaka kali pasien tersebut sudah sakaratul maut akhirnya berdasarkan hasil musyawarah keluarga mereka membawa kembali pasien (Aswar Annas) kerumah sakit Bahteramas untuk melakukan pengobatan lagi, dan sumber biaya yang mereka gunakan adalah partisipasi keluarga, dan beberapa harta bendah yang sudah di jual.

Kejadian ini terjadi Pada Tahun 2018 tetapi juga tidak ada perubahan, dan kejadian yang terjadi adalah sdr pasien ini melakukan cuci darah setiap 3 (Tiga) kali dalam seminggu. yang dialami pasien selama dirawat terkadang pingsan dan batuk serta muntah – muntah darah Hingga saat ini.

Aswar Annas (pasien) melihat Keluarganya juga sudah cukup berusaha hingga menderita di tahun 2019 pasien tersebut memutuskan diri untuk tinggal di Mesjid Rumah Sakit Bahteramas Kota Kendari untuk melakukan pengobatan rutin karena alasan penghematan biaya.

setahun tinggal di mesjid bahteramas kota kendari dia juga memutuskan diri untuk kembali ke rumah kediamannya. di kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe.

Pada Bulan April tahun 2020, Aswar Annas masuk lagi di rumah sakit Bahteramas untuk melakukan perawatan dan di opname, disaat akan memasuki Hari Raya Idhul Fitri Pasien ini dibawa pulang dan sekarang dilakukan setiap minggu 3 (tiga) kali ke Rumah Sakit Bahteramas utuk mencuci darah.

Pasien tersebut didampingi oleh Divisi Kemanusiaan organisasi Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) DPD Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara atas nama Herman, Tempat/Tanggal Lahir Andeo, 25 Maret 1982, Jabatan Ketua Divisi Kemanusiaan Di JPKP, Nomor Surat Tugas : 029/ST/DPD-JPKP/KONAWE/IV/2020, Nomor Telpon/WA 0823 4677 4246, Alamat Domisili Desa Wonua Monapa, Kelurahan/Desa Wonua Monapa, Kecamatan Pondidaha Kabupoaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Hedianto Ismail Selaku Biro Humas DPW JPKP Sulawesi Tenggara, Mengatakan bahwa besar harapan pasien tersebut untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah (Pemda) untuk mendapatkan fasilitas pengobatan untuk kesembuhan agar dapat melakukan aktivitas seperti biasanya

Selanjutnya. Bagi pihak yang ingin memberikan bantuan atau donasi agar dapat menghubungi nomor pasien yang tertera dan bisa juga menghubungi nomor kontak pendamping yang mendampingi pasien tersebut ” Tutup Hedianto. (*)

Pos terkait