Kumbanews.com – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto tengah melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara. Saat ini Prabowo masih berada di Amerika Serikat (AS) bertemu dengan Menteri Pertahanan Mark Esper.
Selanjutnya Prabwo akan berkunjung ke Austria pada Selasa 20 Oktober 2020 dan kemudian ke Prancis pada 22 Oktober 2020, untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.
Dikutip dari akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan Prancis, Prabowo dan Florence Parly akan melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sudah disepakati kedua negara pada 2017. Kerja sama tersebut meliputi 3 bidang, yakni operasional, pelatihan, dan kemampuan.
“Pada 22 Oktober, Menteri Pertahanan Florence Parly akan menerima Prabowo Subianto, mitranya dari Indonesia,” demikian diumumkan akun Twitter @Armees_Gouv seperti dikutip, Sabtu (17/10).
Dilansir Defenseworld.net, Prabowo dan Florence Parly sebelumnya sudah melakukan pertemuan pada Januari 2020. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo telah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Florence Parly untuk pembelian pesawat jet Rafale, kapal selam Scorpene dan korvet Gowind.
Indonesia tertarik untuk memperoleh 48 jet Rafale, hingga 4 kapal selam Scorpene yang dipersenjatai dengan rudal Exocet SM39 dan dua korvet Gowind seberat 2.500 ton. Pembelian alutsista tersebut diperkirakan bernilai USD 25-28 miliar.
Belanja jet tempur hingga kapal selam ini dilakukan untuk memperkuat pertahanan Indonesia di Laut Cina Selatan. Beberapa insiden antara penjaga pantai Indonesia dan kapal angkatan laut China dilaporkan telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir di sekitar Kepulauan Natuna. Kapal Angkatan Laut China disebut-sebut mengawal kapal penangkap ikan yang melakukan penangkapan ikan di zona ekonomi eksklusif Indonesia.
Prabowo juga berharap industri pertahanan Prancis dapat membantu Indonesia meningkatkan kapasitas pertahanannya melalui transfer teknologi.
“Sebagai negara dengan industri pertahanan yang maju, Prancis dapat menjadi mitra strategis dalam upaya Indonesia memodernisasi alutsista dan mempercepat perkembangan industri pertahanan nasional kita. Hal ini akan mendukung upaya menjadikan industri pertahanan nasional sebagai bagian dari rantai produksi global. Dalam konteks ini, Menhan kita memberikan perhatian khusus pada perkembangan industri pertahanan ketika membahas kerja sama pertahanan,” demikian keterangan pers KBRI Paris. (*)