Belakangan ini bencana alam bertubi-tubi menimpa Indonesia. Memasuki tahun baru 2021 saja ada kecelakaan pesawat terbang yang menewaskan puluhan orang. Selain itu disusul dengan bencana berupa banjir di Kalimantan Selatan, longsor di Jawa Barat, dan gempa di Sulawesi Barat yang tidak saja mengorbankan materi tapi juga jiwa.
Pimpinan Majlis Ta’lim Was Sholawat An Nur, Purwakarta, Jawa Barat, Ustadz Anugrah Sam Sopian mengatakan, bencana yang terjadi belakangan ini secara bertubi-tubi menimpa Indonesia dapat terjadi karena banyak faktor. Satu di antaranya ialah karena faktor kerusakan alam yang terjadi karena ulah manusia itu sendiri sebagaimana yang diterangkan Allah SWT dalam Al Qur’an surat Ar Rum ayat 41.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar.”
Yang kedua, sambung Ustadz Anugrah, bisa juga terjadi karena banyaknya dosa, kemaksiatan dan ketidakadilan yang terjadi sehingga mengundang adzab dari Allah SWT, sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur’an surat Al Ankabut ayat 40.
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”
Sementara itu Ustadz Muslih Rasyid mengatakan, pelajaran dari terjadinya musibah disampaikan Rasulullah SAW yang diriwayatkan HR. Bukhari. ‘Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Muhammad bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha’sha’ah] bahwa dia berkata, saya mendengar [Sa’id bin Yasar Abu Al Hubbab] berkata; saya mendengar [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan, maka Dia akan mengujinya.”
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist tersebut yakni, pertama, sesungguhnya orang yang beriman bila terjadi musibah maka semuanya akan dikembalikan kepada Al qur’an dan assunah. Kedua, terjadinya musibah tidak hanya terjadi disebabkan oleh sebab menteri semata. Sebab materi hanyalah merupakan konsekuensi logis dari sebab syar’i.
“Maka terjadinya musibah bisa karena ujian, peringatan, nauzubillah merupakan azab. Maka setiap ujian, kesulitan, atau musibah apapun itu. Sejatinya adalah alarm buat kita, bahwa Allah SWT ingin kita lebih baik. Lebih baik karena Allah SWT ingin kita meninggalkan kedzaliman baik itu kedzaliman kepada Allah SWT, sesama manusia atau kepada diri sendiri,” jelasnya.
Ustadz Muslih menuturkan, Allah SWT menginkan kita lebih baik karena Allah SWT ingin kita selalu memperbaiki iman, meningkatkan ketaqwaan lebih mendekatkan diri dengan amalan-amalan sunah setelah wajib seperti banyak berzikir dengan istighfar sering sedekah, karena Allah ingin kita lebih sesuai dengan Sunnah, dan lainnya.
Sehingga saat ada ujian atau musibah, jangan minta ujiannya hanya sampai disitu. Tidak mungkin, karena Allah SWT ingin kita terus memperbaiki diri. Juga jangan hanya minta ujian itu segera berlalu, tapi minta pada Allah SWT agar kita diberi kekuatan untuk melaluinya.(*)