Babak Baru Perseteruan Megawati dan SBY Dimulai

Kumbanews.com – Dinamika hubungan PDIP dan Partai Demokrat selalu menarik perhatian. Terlebih lagi, dua tokoh sentral partai ini, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikenal memiliki hubungan politik yang tak harmonis sejak 2004.

Teranyar, 15 Desember lalu, SBY kaget saat tiba di Riau mendapati baliho, spanduk dan bendera Demokrat dirusak. Anehnya, hanya bendera Demokrat yang dirobek dan dibuang ke parit. Sementara bendera di sebelahnya yakni Golkar dan PDIP, baik-baik saja.

Bacaan Lainnya

Insiden itu menuai beragam spekulasi. Ditambah lagi, tuduhan Wasekjen Demokrat Andi Arief yang mengatakan bahwa perintah merusak alat peraga kampanye partainya yakni berasal dari PDIP.

Demokrat melaporkan kejadian ini ke polisi. PDIP, melalui calegnya, Kapitra Ampera juga sempat mengancam lapor balik karena video yang dirasa menyudutkan partainya atas insiden perobekan bendera Demokrat. Tapi akhirnya Kapitra batal, karena dilarang DPP PDIP.

“Saya tidak pernah menuduh PDI Perjuangan di balik apa yang dilakukan kemarin,” jawab SBY santai menanggapi niat pelaporan ke polisi, Minggu (16/12) kemarin.

Belum selesai polemik perobekan bendera, pernyataan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat juga mengundang reaksi kader Demokrat. Djarot mempertanyakan apa yang sudah dibuat SBY selama 10 tahun di Sumatera Utara (Sumut).

“Sampai saya tuh berpikir begini, 10 tahun kita membangun, zaman Pak SBY, yang dibangun di Sumatera Utara ini opo? Ora ono? Sing nikmati?” tanya Djarot di Hotel Sabty Garden, Asahan, Minggu (16/12).

Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan menyayangkan pernyataan Djarot tersebut. Bahkan dia menyindir, Bandara Kualanamu, Medan yang menjadi transportasi Djarot ke Sumatera Utara dibangun saat era SBY.

“Kebetulan saya satu dapil dengan mas Djarot, rute kita kalau turun ke dapil kemungkinan selalu sama,” kata Hinca dilansir merdeka.com, Senin 17 Desember 2018.

“Turun di Bandara Kualanamu atau Silangit sama saja, keduanya pemerintahan Pak SBY bekerja keras agar fasilitas itu bisa kita nikmati berdua ya mas Djarot,” sindir Hinca.

Dia juga membeberkan sederet pembangunan yang dilakukan era SBY yang dapat dinikmati oleh warga Sumut. Termasuk tol medan dan pembangkit listrik tenaga bumi.

Hinca menjelaskan, Bandara Kualanami dibangun era SBY dengan anggaran Rp 5,8 triliun. Serta jalur ganda kereta api Medan-Kualanamu dengan biaya Rp 878 miliar.

“Pembangkit tenaga panas bumi Sarula senilai Rp 17,562 triliun dan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dengan biaya Rp 5,25 triliun,” tutup Hinca.

Pos terkait