Imam Besar Jawab Puan: Istiqlal Ramah Non-Muslim Sejak 2016

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyatakan Istiqlal sudah menjadi tempat wisata mancanegara sekaligus ruang studi untuk turis non-muslim dalam mempelajari sejarah dan arsitektur masjid sejak 2016.

Pernyataan itu sekaligus merespons keinginan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani agar Masjid Istiqlal menjadi wajah bagi umat non-muslim mempelajari Islam Indonesia yang moderat dan cinta toleransi serta perdamaian.

Bacaan Lainnya

“Sebenarnya itu sudah terlaksana semenjak saya menjadi imam besar, 2016. Sebelum pandemi, itu ada 300 turis datang dalam sehari. Kami mencontoh Masjid Nabawi di Madinah, kan seperti itu juga,” kata Nasaruddin dilansir dari CNNIndonesia.com, Jumat (12/3).

“Jadi yang muslim salat, dan yang non-muslim juga diberikan pengetahuan sejarah masjid, dan dipersilakan menengok lekukan-lekukan masjid,” imbuhnya.

Nasaruddin menjelaskan kebanyakan dari turis non-muslim menyempatkan berkunjung ke Masjid Istiqlal usai menyambangi Monumen Nasional (Monas).

Ia menyebut Istiqlal telah menjadi salah satu ikon dari DKI Jakarta yang diciptakan ramah wisatawan dari berbagai latar belakang.

Oleh sebab itu, usai renovasi Masjid Istiqlal rampung, Nasaruddin mengaku pihaknya akan lebih memperbanyak aktivitas yang dapat diikuti seluruh golongan, baik muslim maupun non-muslim.

Meski begitu, ia menegaskan pembukaan aktivitas Istiqlal disesuaikan dengan perkembangan virus corona di Indonesia.

“Setelah renovasi selesai, ke depannya akan juga digunakan untuk pendidikan, keterampilan, kesenian, dan juga ada business center disana,” jelas Nasaruddin.

Ia mengaku sejauh ini masih menunggu keputusan pemerintah soal pembukaan keran ibadah di Masjid Istiqlal. Bila perkembangan covid-19 melandai maka pihaknya akan membuka operasional Masjid Istiqlal secara terbatas.

Namun bila kasus covid-19 benar-benar menunjukkan penurunan kasus yang sangat signifikan, bahkan bisa dikatakan cukup aman. Maka pihaknya juga mempertimbangkan untuk melonggarkan aktivitas di Masjid Istiqlal.

Hanya saja Nasaruddin menekankan, seluruh kegiatan tetap harus berkiblat pada protokol kesehatan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

“Keputusannya itu mungkin seminggu sebelum Ramadhan,” pungkasnya.

Dalam Gerakan Nasional Mengisi Masjid dengan 1 Juta Sajadah di Jakarta yang dihelat Kamis (11/3) kemarin, Puan mengungkapkan harapannya agar Masjid Istiqlal ramah untuk segala pendatang, baik muslim maupun non-muslim.

“Tidak hanya umat Muslim saja yang boleh datang ke Istiqlal. Semua umat beragama harus boleh datang ke istiqlal untuk melihat bahwa Indonesia punya masjid Indah dan terisi dengan kajian Islam yang moderat,” kata Puan.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu juga berharap dengan program vaksinasi yang telah dijalankan pemerintah, pandemi bisa berlalu dalam waktu tidak terlalu lama lagi sehingga seluruh masyarakat bisa kembali menjalani kehidupan normal baru, termasuk beribadah ke masjid maupun rumah ibadah lain. []

 

 

 

Pos terkait