Kumbanews.com – Kejadian meletusnya Gunung Semeru mengejutkan warga Indonesia.
Pasalnya, warga sekitar pun mengaku tak merasakan adanya tanda-tanda Gunung Semeru akan meletus.
Mereka pun menyebut sore itu bagai kiamat.
Dengan meletusnya Gunung Semeru, ada sejumlah aliran kepercayaan yang mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya.
Melihat sejumlah video amatir yang viral di media sosial, tampak ketakutan masyarakat atas amuk Gunung Semeru tersebut.
Hingga pukul 20.30 WIB pada Sabtu, 4 Desember 202, belum ada informasi secara pasti berapa korban jiwa akibat letusan tersebut.
Akan tetapi jika melihat dampak letusan, kemungkinan kerugian materi akan terasa sangat besar.
Diperkirakan letusan mengakibatkan daya rusak cukup serius. Tampak gumpalan asap membumbung tinggi membuat warga lari histeris.
Warga yang melihat letusan berlari menyelamatkan diri menghindari kejaran awan pekat dan panas.
Jika melihat catatan sejarah meletusnya Gunung Semeru, pernah terjadi sangat besar pada 200 tahun lalu tepatnya 8 November 1818.
Setelah itu, Gunung Semeru kembali meletus pada 2 Februari 1994 lalu. Setelah itu pada tahun 2000-an terjadi 8 kali letusan.
Dan letusan besar terjadi pada Natal 2002.
Kemudian pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru kembali meletus diikuti guguran awan panas dari puncak, dengan jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer.
Kali ini Gunung Semeru kembali meletus jelang akhir tahun 2021.
Meletusnya Gunun Semeru kali ini, rupanya banyak mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya.
Dalam beberapa literasi, Maharaja Jayabaya merupakan raja Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 adalah visioner yang unggul.
Dari kitab Jangka Jayabaya, bait ke-164 sang raja berucap suatu saat Pulau Jawa akan terpotong menjadi dua.
Dengan ramalan Jayabaya tersebut, kali ini banyak yang meyakini mitos Jawa terbelah akan terjadi.
Banyak masyarakat meyakini jika Ramalah Jayabaya selalu terbukti.
Satu hal yang terbukti adalah masa menjelang perang kemerdekaan yakni saat Jawa dijajah Jepang.
Satu ramalan Jayabaya yang terbukti adalah: seumur jagung (3,5 bulan) yang dimaknai dijajah 3,5 tahun.
Kemudian yang kembali viral adalah mitos pulau Jawa yang akan terbelah.
Akan tetapi, dalam ramalan tersebut kuncinya adalah Gunung Slamet meletus.
Konon jika Gunung Slamet meletus dahsyiat, maka pertanda Pulau Jawa akan terbelah dua.
Source: grid