Kumbanews.com – Beberapa hari terakhir, Sungai Aare di Kota Bern, Swiss jadi perbincangan orang Indonesia.
Di lokasi tersebut, Emmeril Kahn Mumtadz, anak Ridwan Kamil, hanyut terseret arus sungai yang kuat pada Kamis, 26 Mei 2022. Hingga saat ini, Eril (panggilan Emmeril Kahn Mumtadz) anak Ridwan Kamil belum juga ditemukan.
Terkait dengan arus di Sungai Aare yang katanya kuat, Rafael Andrist, penduduk lokal membenarkan hal tersebut.
“Iya, arus di Sungai Aare sangat kuat. Walaupun terlihat tenang dan jernih dari atas, kenyataan tidak begitu,” kata Rafael secara eksklusif pada Hops.ID melalui Telegram, Sabtu, 29 Mei 2022.
“Dengan warna hijau bercampur biru, Sungai Aare sangat menggoda,” katanya.
“Tapi, kita harus hati-hati karena tidak bisa melihat dasar sungai. Bisa saja ada batu, akar pohon atau benda lainnya,” tambah Rafael.
Pria yang berprofesi sebagai dosen sekaligus peneliti ini mengatakan jika Sungai Aare memiliki kedalaman sekitar dua meter.
“Namun, ada bagian yang memiliki kedalaman lebih dari dua meter. Kita tidak bisa berdiri di dasar sungai,” ungkap Raf, biasa ia disapa.
Terkait dengan kecelakaan di Sungai Aare, Raf mengatakan jika setiap tahun, selalu ada orang yang meninggal di sana.
“Saya tidak tahu berapa jumlah pastinya. Tapi, setiap tahun, sekitar dua atau tiga orang yang meninggal di Sungai Aare. Dan mereka adalah turis yang berenang di sana tanpa tahu kondisi sungai tersebut,” tambahnya.
Beberapa kecelakaan terjadi karena banyak turis yang tidak mengindahkan peringatan terkait berenang di Sungai Aare.
“You know what? Ada banyak informasi penting yang harus diketahui seseorang sebelum mereka berenang atau melakukan aktivitas lainnya di Sungai Aare. Nah, informasi tersebut untuk meminimalisir kecelakaan di Sungai Aare,” bebernya.
Ada beberapa informasi penting yang harus diketahui seseorang yang ingin bermain di Sungai Aare.
Antara lain harus membasahi badan terlebih dahulu sebelum berenang. Turis juga harus tahu di spot mana seseorang harus keluar dari sungai atau wilayah mana yang harus dihindari karena berbahaya.
“Informasi tersebut bisa dilihat di situs resmi Kota Bern atau brosur yang bisa ditemukan dengan mudah di banyak tempat,” tambah Raf.
“Atau, tanyalah penduduk lokal bagaimana situasi Sungai Aare sebelum memutuskan berenang. Dengan senang hati, kami akan memberitahu,” ungkapnya.
Sudah puluhan kali Raf berenang di Sungai Aare. Ia mengaku jika dirinya tidak punya pengalaman buruk selama ini.
“Tapi, ada satu teman saya yang mengalami kecelakaan ketika berenang di Sungai Aare,” cerita Raf.
“Kakinya patah karena terkena batu yang ada di dalam sungai. Beruntung dia bisa keluar dari sungai. Kalau tidak, bisa fatal terbawa arus hingga bendungan,” jelas Raf lagi. ***
Source: hops