Ilustrasi
Kumbanews.com – Kasus penyerobotan fasilitas sosial (Fasos) dan fasilitas umum (Fasum), oleh Cafe Dapoer Sulawesi untuk dijadikan lahan bisnis hingga saat ini masih belum tersentuh pihak pemerintah Kota Makassar.
Padahal, baik camat maupun lurah sudah mengakui bahwa, lahan yang digunakan Dapoer Sulawesi di Jalan Pattimura dan Jalan Ujung Pandang, Kelurahan Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang merupakan milik pemerintah Kota Makassar.
Meski terbukti, pemilik Dapoer Sulawesi melakukan pelanggaran dengan menguasai fasos dan fasum akan tetapi pemerintah setempat khususnya lurah dan camat dinilai tidak serius dalam menertibkan Cafe Dapoer Sulawesi.
Diduga ada permainan antara camat dan lurah dengan pemilik Cafe Dapoer Sulawesi. Pasalnya lambatnya koordinasi kepada Dinas Pertanahan dan penanganan penertiban serta pemanggilan pemilik Cafe Dapoer Sulawesi untuk melakukan klarifikasi.
Berbagai alasanpun dikeluarkan Lurah Bulo Gading Abdul Latif, untuk bertemu dengan pemilik Cafe Dapoer Sulawesi, Ini dinilai untuk mengulur- ulur waktu. Padahal gampang saja pihak kecamatan dan kelurahan setempat untuk melakukan pemanggilan terhadap pemilik Cafe Dapoer Sulawesi.
Sebelumnya, Lurah Bulo Gading yang dikonfirmasi awalnya mengaku, sudah mendatangi Cafe Dapoer Sulawesi sebanyak dua kali. Namun, pada akhirnya dirinya mangaku baru mendatangi Cafe Dapoer Sulawesi hanya satu kali.
” Saya sudah dua kali datang ke Cafe Dapoer Sulawesi. Tapi, kalau , persoalan fasos dan fasum saya baru satu kali datang ke sana.” Ucap Abdul Latif melalui pesan WhatsApp.
Abdul Latif kembali memberi alasan terkait keterlambatannya dalam penanganan kasus penyerobotan fasos dan fasum ini. Dirinya berdalih bahwa baru menjabat sebagai Lurah Bulo Gading.
“Saya kan termasuk lurah baru disini, saya sudah datang dan saya tidak ketemu langsung dengan pemiliknya, itulah saya mau ketemu langsung untuk melakukan koordinasi.” Kilahnya.
Padahal fakta di lapangan tidak sesuai apa yang diucapkan. Abdul Latif sudah hampir setahun menjabat sebagai Lurah Bulo Gading.
Selanjutnya, dirinya juga mengakui sudah berkoordinasi dengan pihak Cafe Dapoer Sulawesi dan akan menindak lanjuti. Karena dia menganggap dirinya juga warga setempat.
“Tetap nanti ada surat tapi saya mau ketemu langsung, kalau perlu saya panggil kalau memang saya datang dan tidak ketemu, kita ikuti prosedur, besok pagi saya datang lagi dan saya punya langkah-langkah tersendiri “. Tutupnya.