Foto: CNBC
MEMILIH pemimpin yang punya wawasan itu ternyata bukan semata karena rasa suka atau tidak suka, lebih karena adanya harapan pada potensi dan kemampuan antisipatif pada perkembangan zaman. Wawasan bukan juga semata kepandaian retorika, menciptakan puluhan jargon kosong ‘bermakna’ namun tak bernilai. Ujian pemimpin itu pada datangnya cobaan berupa bencana. Benarkah anggaran negara yang dipungut dari keringat rakyat dikelola dengan benar, bervisi kemaslahatan orang yang dipimpinnya, bukan dijadikan ongkos memelihara kolega dan kelompok pemuji citra kosong tanpa isi.
Ujian pemimpin kota di banyak daerah dan negara adalah bencana. Salah satu di depan mata adalah cuaca ekstrim. Untuk Indonesia, Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan bahwa potensi ekstrem ini dipicu oleh aktifnya sejumlah fenomena dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia yang berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah. Terjadinya cuaca ekstrem merupakan dampak dari adanya pemanasan global atau yang juga dikenal dengan istilah global warming. Seperti namanya, global warming merupakan kondisi di mana suhu bumi meningkat lebih panas dari suhu normal.
Hal apa saja yang menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem?; a) Sinar Matahari adalah pusat tata surya, sehingga semua planet dan benda lainnya di tata surya memutarinya; b) Angin, kondisi angin juga mempengaruhi perubahan cuaca yang terjadi di suatu wilayah; c) Suhu, unsur lain yang ikut mempengaruhi perubahan cuaca adalah suhu; d) Kelembapan Udara; dan d) Awan. Begitu uraian ilmiah terjadinya problematika alam dan berdampak pada resiko bencana. Emisi gas rumah kaca menjadi penyebab utama pemanasan global. Berbagai aktivitas manusia juga bisa meningkatkan emisi gas, seperti penebangan hutan, penggunaan kendaraan bermotor dan listrik berlebihan, serta limbah industri, pertanian, dan peternakan.
Sebagian penyumbang terbesar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil kendaraan bermotor, pabrik dan produksi listrik. Gas yang bertanggung jawab atas sebagian besar untuk pemanasan global yaitu Karbon dioksida (CO2). Semisal hujan, datang dengan membawa banjir atau istilah lainnya yang lebih ‘pencitraan’ disebut Genangan, menimbulkan resiko penyakit. Mengutip laman ugm.ac.id, dr. Novrida, AAK., Kepala Bidang Pelayanan Medis Klinik Gadjah Mada Medical Center UGM menjelaskan, penyakit beresiko adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria merupakan penyakit akibat cuaca ekstrem, terutama pada saat suatu daerah sering dilanda hujan.
Di sebutkan di atas salah satu penyumbang terjadinya cuaca ekstrem adalah penebangan hutan, mengapa hutan ditebang, karena tanahnya yang kaya mineral akan diangkut, dijual keluar negeri, orang kaya (investor) yang berselingkuh dengan penguasa tidak peduli, setelah beberapa tahun kemudian bencana datang, dan rakyat pemilik tanah adat, warisan leluhurnya itu menerima penderitaan bertahun-tahun, pemilik modal tidur di apartemen mewah dan rumah gedongan beribu kilometer dari rakyat yang kelaparan, penyakit mematikan, harta benda yang tenggelam, dan preman yang sok jago dengan gertakan jahat menakutkan. Kita butuh ‘negara hadir’ dan itu pemimpin BERWAWASAN.
Genangan Hujan 13 Februari 2023
Zulkarnain Hamson
Rakyat jelata