“Siaran Pers Bincang (BIJAK) Perkembangan Industri Jasa Keuangan, Fenomena Investasi Bodong dan Pinjol di Sultra”

  • Whatsapp

Kumbanews.com-Sebanyak 49 perwakilan insan media cetak, elektronik dan online, mengikuti kegiatan Bincang Jasa Keuangan (BIJAK) yang merupakan agenda rutin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara Kamis, 30/03/2023.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembaruan informasi terkait perkembangan Industri Jasa Keuangan, dan himbauan Wasapada Investasi Ilegal/ bodong yang marak dialami oleh masyarakat.

Bacaan Lainnya

 

Pada kegiatan ini OJK melibatkan Perwakilan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu anggota Satgas Waspada Investasi (SWI).

Dalam pembukaan yang disampaikan oleh Kepala OJK Sulawesi Tenggara, Arjaya Dwi Raya, BIJAK merupakan agenda yang secara periodik dilakukan untuk diseminasi informasi terkait perkembangan sektor jasa keuangan khususnya di Sulawesi Tenggara dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan OJK untuk meningkatkan kinerja IJK dan mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi serta perlindungan konsumen dari penawaran investasi illegal.

Hal ini diharapkan dapat menjadi pintu informasi kepada masyarakat melalui media pemberitaan, agar literasi masyarakat semakin meningkat sehingga mampu memahami manfaat dan risiko yang melekat dalam produk jasa keuangan dan terhindar dari penawaran investasi illegal.

Kepala Subbagian Pengawasan Bank 1 OJK Sultra, Shintia Wijayanti Putri dalam pemaparannya menyampaikan informasi perkembangan Industri Jasa Keuangan sampai dengan Februari 2023 dengan jumlah jaringan kantor Industri Perbankan sebanyak 1.076 dengan rincian jumlah bank umum sebanyak 40 dengan jaringan kantor sebanyak 1.050, dan Kantor Pusat BPR sebanyak 16 dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 26 mengalami pertumbuhan yang cukup positif.

Secara umum Aset Perbankan di Sultra posisi Februari 2023 tumbuh 10,68% (yoy) menjadi sebesar 44,55 T, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,04% (yoy) menjadi sebesar 32,20 T, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang tinggi 110,65% dengan risiko kredit (NPL) yang tetap terjaga sebesar 1,83%. Kredit Perbankan di Sulawesi Tenggara.

didominasi oleh penyaluran kredit kepada Sektor Pemilikan Peralatan Rumah tangga Lainnya termasuk pinjaman multiguna yaitu sebesar 40,16%, kemudian sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 18,84%, dan sektor Untuk Pemilikan Rumah Tinggal 10,94%. Dari sisi pertumbuhan year on year, sektor Pertambangan dan Penggalian bertumbuh paling signifikan yaitu 24,78%, kemudian disusul Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar 20,93%, kemudian Untuk Pemilikan Rumah Tinggal sebesar 18,81% serta Untuk Perdagangan Besar dan Eceran juga Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya.

Lanjut”masing-masing sebesar 7,67% dan 5,62%Dari sisi penyaluran kredit kepada Kredit UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 12,51% dengan rasio NPL di posisi 3,53%. Pangsa kredit UMKM mencapai 33,60% dari total penyaluran kredit sebesar Rp35,54 Triliun. Bila dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro 51,99%, Kecil dan Menengah yang masing-masing terkoreksi -13,24%, dan -13,06%.Sampai dengan Februari 2023, Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan di Prov Sulawesi Tenggara telah melakukan proses restrukturisasi kepada 70.633 Debitur dengan Baki Debet sebesar Rp4,40 Triliun.

Adapun share debitur UMKM terhadap total realisasi restrukturisasi di Prov Sultra sebesar 94,42% atau 18.459 debitur dari total debitur sebanyak 19.015. Kredit dan Jumlah Debitur restrukturisasi Perbankan akibat covid-19 per Februari 2023 terus bergerak turun dengan tren melandai dibandingkan bulan sebelumnya.

Laporan : Rahman Kumbanews.com

Pos terkait