Ilustrasi Planet Venus
Kumbanews.com – Sebuah studi baru menambah bukti yang menyebut Venus mungkin memiliki gunung berapi aktif. Jika temuan ini benar, akan membantu menjelaskan bagaimana gunung berapi berdampak pada evolusi planet dan kelayakannya untuk dihuni.
Penelitian ini berfokus pada sinyal aneh yang datang dari gunung berapi di Venus, bernama Idunn Mons.
Para ilmuwan telah lama mengetahui Venus ditutupi oleh beberapa gunung berapi. Namun tidak mungkin ilmuwan di Bumi mengetahui apakah gunung-gunung ini masih mengeluarkan lava karena atmosfer Venus yang tebal dan berkabut.
Kini, berbekal pengamatan arsip dari misi pengorbit lama dan kerja eksperimental di Bumi, tim ilmuwan membuat kasus Iduns Mons yang tingginya 1,5 mil dan lebar 125 mil aktif selama beberapa ribu tahun terakhir. Kemungkinan gunung di Venus masih meletus saat ini.
Dalam satu dekade ke depan, satu skuadron misi kecil yang mampu mendeteksi aktivitas vulkanik di permukaan akan melakukan perjalanan ke Venus.
Kepala Cabang di Astromaterials Research and Exploration Science (ARES) Research Office di NASA Johnson Space Center, Justin Filiberto, mengatakan, kemungkinan ketika misi tiba di Venus akan menemukan bukti aktivitas gunung berapi.
“Saya pikir kita bisa menulis informasi baru tentang Venus setelah misi ini sampai di sana. Misi ini akan mengubah cara kita berpikir tentang evolusi planet,” kata Filiberto.
Hal ini pun dinilai akan memiliki implikasi besar. Pasalnya, seperti Bumi, Venus pernah memiliki air seluas lautan, namun kini Venus adalah gurun gersang dengan atmosfer padat, asam, dan permukaan yang sangat panas.
Pengamatan Langsung
“Penjelasan utama untuk transformasi Venus adalah karena adanya letusan gunung berapi, yang menyebabkan perubahan iklim. Gunung berapi mati akan memberikan sejumlah petunjuk yang lebih mudah dipahami jika mengamati langsung,” tulis The Verge, dikutip Sabtu (27/11/2021).
Ada sejumlah petunjuk mengenai adanya vulkanisme aktif di Venus, yakni konsentrasi tinggi sulfur dioksida di atmosfer Venus. Dengan begitu, ada kemungkinan gunung berapi masih aktif hingga saat ini.
Sementara itu, ahli vulkanologi planet di Lab Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins Lauren Joswiak mengatakan, Venus memiliki ukuran sama dengan Bumi. “Bumi tidak mati secara vulkanik, jadi mungkinkah Venus mati (gunung berapinya tidak aktif lagi)?” katanya.
Rangkaian studi baru pun memberikan bukti yang memperlihatkan jantung magmatik gunung Indunn Mons masih berdetak sampai sekarang. Pengorbir Venus Express milik Eropa yang mengitari planet Venus sejak 2006 hingga 2014 menemukan endapan aliran lava yang bersinar dalam tampilan infrared.
Tiga Misi ke Venus
Armosfer korosif Venus dianggap menutupi mineral vulkanik dan meredupkan cahaya infrarednya. Emisi panas ini dianggap mewakili lava yang meletus sekitar 250 ribu tahun lalu.
Selain itu, mineral vulkanik yang ditempa di bawah kondisi atmosfer Venus terdegradasi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, ilmuwan pun menduga, lava mungkin meletus dalam 1.000 tahun terakhir.
Menurut Jozwiak, misi ke Venus di masa depan, salah satunya Veritas oleh NASA, Davinci+, dan probe Envision milik Eropa mungkin bisa mengkonfirmasi kecurigaan tentang aktifnya gunung di Venus.
Veritas dilengkapi sistem radar canggih yang mampu mengidentifikasi lava dengan jelas. Probe ini akan membuat beberapa lintasan di area yang sama yang dipetakan oleh pengorbit yang dilengkapi radar, jika aliran lava muncul, Veritas akan menemuannya.
Sementara itu, kamera infrared Veritas juga akan membuat aliran lava baru yang masih memancarkan panas dan mudah dikenali.
Sementara itu, probe Envision akan melalui sistem radarnya akan memeriksa tanah untuk mengecek tanda vulkanik atau tektonik yang terjadi baru-baru ini. Kemudian, Davinci+ akan menyelidiki atmosfer Venus dengan mendokumentasikan unsur kimianya.
Source: Liputan6