Kumbanews.com – Akibat informasi bohong alias hoax tentang seorang guru SMA yang mengucapkan kalimat rasisme terhadap muridnya di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, 22 orang tewas dan 75 lainya mengalami luka-luka.
“22 meninggal dunia, 1 di rumah sakit yang kritis,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal kepada wartawan, Selasa (24/9).
Akibat informasi hoax pula, sekelompok massa dan anak sekolah SMA juga melakukan tindakan anarkisme.
“Yang mengakibatkan terjadinya pembunuhan, penganiayaan, dan pembakaran sejumlah kantor pemerintah, fasiltas umum dan pemukiman warga masyarakat,” jelasnya.
Kamal menyampaikan, banyaknya korban tewas diduga kuat dilakukan oleh sekelompok massa pro kemerdekaan Papua yang menyerang warga pendatang bermodalkan isu rasisme tersebut. Tidak hanya itu, massa pro kemerdekaan juga melakukan pembakaran terhadap bangunan ruko, kendaraan bermotor, serta fasilitas publik.
“Terkait dengan isu ucapan rasisme itu tidak benar. Kami juga sudah menanyakan kepada pihak sekolah dan guru dan kita pastikan tidak ada kata-kata rasis. Kami harap masyarakat di Wamena dan di tanah Papua tidak mudah terprovokasi isu yang belum tentu kebenarannya,” tekan Kamal.
Saat ini, jajaranya masih terus melakukan pencarian terhadap para pelaku yang memberikan keterangan palsu yang berimbas mobilisasi massa berujung pembunuhan, penganiayaan dan pembakaran sejumlah fasilitas.
“Diimbau kepada seluruh masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan, kebersamaan dengan kasih sayang agar situasi Kamtibmas di Kabupaten Jayawijaya aman dan kondusif. Serahkan penanganan kasus ini kepada Kepolisian dan TNI,” demikian Kamal.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo sebelumnya mengatakan, pecahnya kerusuhan di Jayapura dan Wamena secara bersamaan tidak lain dilakukan oleh kelompok yang pro kemerdekaan Papua. Mereka ingin menarik perhatian saat Sidang Majelis Umum ke-74 PBB.
Dari informasi yang diperoleh Kantor Berita Politik RMOL, perwakilan ULMWP, yakni Benny Wenda bersama Perwakilan Khusus ULMWP di PBB, Herman Wainggai, Perwakilan ULMWP untuk Uni-Eropa Oridek AP telah berada di Capitol Hill, Gedung Putih Amerika Serikat pada Minggu (22/9) guna menyuarakan penentuan nasib sendiri alias referendum Papua. (Rm)