Kumbanews.com- Berbicara tentang Republik Uganda yang terpatri merujuk pada salah satu negara di kawasan timur Benua Afrika. Salah satu dari beberapa negara beriklim tropis yang musim panasnya berlangsung lebih lama dibandingkan musim penghujan. Juga salah satu negara yang dikenal dengan kondisi tanahnya yang gersang dan tandus.
Suhu di Uganda menunjukkan rata-rata pada angka 33-34 derajat Celsius. Hampir seluruh masyarakat Uganda mengalami krisis air. Melansir Water.org, laman lembaga yang merangkum data tentang kualitas air sedunia, tercatat 61% penduduk Uganda tidak dapat mengakses air bersih yang layak untuk dikonsumsi.
Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response (GHR) – ACT menyampaikan, penyediaan air bersih di lima masjid di dua distrik tersebut tengah diupayakan. Namun, masalah yang dihadapi Uganda tidak hanya berpusat pada krisis air, namun juga krisis kepengungsian. Sebagian besar dari mereka adalah korban konflik sipil di Kongo dan Sudan Selatan.
Pekan pertama Juli lalu, ratusan paket pangan didistribusikan kepada 600 keluarga pengungsi di Uganda Utara. Melihat tingginya gelombang pengungsi yang terus masuk ke Uganda, ACT dan Global Qurban berencana menyampaikan amanah kurban masyarakat hingga ke Uganda pada Iduladha 2018. (ACT)
#IndonesiaBerqurban
#SaveHumanity