Kumbanews.com – Sikap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar Pondok Gede, Romahurmuziy yang meminta KH Maimoen Zubair merevisi doa merupakan tindakan “ngawur”.
“Memaksakan ulama untuk mendoakan pilihan politiknya, Romi telah melakukan hal yang mustahil, dan suatu fenomena yang tak lazim di dalam berpolitik praktis,” kata Ketua Divisi Hukum Persaudaraan Alumni 212, Damai Hari Lubis dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu 3 Februari 2019.
Selaku Ketua Umum PPP, kata dia, tindakan Romi tidak beradab. Terlebih, Mbah Moen merupakan ulama sepuh dan karismatik.
“Sekelas ketua umum partai, kok bisa-bisanya melakukan pemaksaan agar Jokowi didoakan sebagai pemenang dalam pemilu capres,” ujar Koordinator Pelapor Bela Islam ini.
Atas kejadian ralat doa itu, dia menganggap, kualitas Romi dalam berpolitik terlihat tidak bermutu. Apalagi, masalah doa bisa dipolitisir. “Padahal permintaan doa dan yang mendoakan haruslah secara iklas,” katanya.
“Jadi doa yang dimintakan Romi adalah doa politik, politik yang tak berkualitas atau politik ngawur,” ujar dia.