Anggaran Dipangkas, Basuki Buka Suara Soal Nasib IKN di Depan DPR!

Foto: Kepala Otorita IKN (OIKN), Basuki Hadimuljono/ Ist

Kumbanews.com – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dipastikan tetap berjalan meskipun ada kebijakan efisiensi anggaran. Kepala Otorita IKN (OIKN), Basuki Hadimuljono tetap akan berkantor di IKN melanjutkan pembangunan.

Bacaan Lainnya

“Kebanyakan dari OIKN sudah berkantor di sana, yang di Jakarta aja dari kantor Menara Mandiri awal ada 17 lantai, ini sudah tinggal 5 lantai saja. Jadi ada optimis Maret 2025 semua karyawan OIKN bisa bekerja di sana,” kata Basuki usai ditemui wartawan setelah Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (12/2/2025).

Bahkan, anggaran IKN berpotensi bertambah seiring dengan dukungan Presiden Prabowo Subianto yang berencana menambah anggaran sebesar Rp 8,1 triliun.

“Kami diminta oleh Bapak Presiden Prabowo dan menteri-menteri lain untuk mempersiapkan dokumen tambahan anggaran sebesar Rp 8,1 triliun, sehingga total mencapai Rp 14,4 triliun, yang mana ini bagian dari Rp 48,8 triliun,” kata Basuki kepada wartawan setelah Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (12/2/2025).

Sebelumnya, anggaran IKN sebesar Rp 48,8 triliun merupakan anggaran untuk pembangunan tahap kedua periode 2025-2029. Hal ini berdasarkan pada hasil Rapat Terbatas (Ratas) pada 21 Januari 2025 dan 3 Februari 2025.

Selain itu, anggaran yang dipangkas hanya untuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) IKN, dari awal pagu sebesar Rp 6,3 triliun menjadi Rp 5,2 triliun, alias dipangkas sebesar Rp 1,15 triliun.

“Pada saat itu Pak Presiden telah menyetujui anggaran Otorita IKN Rp 48,8 triliun. Kalau efisiensi ini hanya untuk DIPA dari awal Rp 6,3 triliun menjadi Rp 5,2 triliun,” ujar Basuki yang kerap dipanggil ‘Pak Bas’.

Selain dari anggaran tahap kedua sebesar Rp 48,8 triliun, sejatinya anggaran juga berasal dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KBPU) yang diproyeksikan mencapai Rp 60,93 triliun dan dari investasi sebesar Rp 6,49 triliun.

 

 

 

 

 

Sumber: CNBCIndonesia

Pos terkait