Ilustrasi perang/Net
Kumbanews.com – Indonesia harus siap dalam menghadapi segala kemungkinan potensi gejolak global yang dapat berdampak langsung ke dalam negeri.
Dalam pandangan Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, situasi dunia yang kian tidak menentu, termasuk eskalasi konflik bersenjata di berbagai kawasan, menjadi pelajaran penting bagi Indonesia untuk memperkuat sektor pertahanan dan ketahanan pangan.
“Kita tidak pernah memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan,” ujar Adi lewat kanal YouTube pribadinya, Rabu 25 Juni 2025.
Ia mencontohkan konflik antara Rusia dan Ukraina, yang awalnya hanya berupa ketegangan diplomatik, namun kemudian berubah menjadi perang terbuka.
Hal serupa juga terjadi dalam konflik Israel-Iran yang tak terduga, di mana Amerika Serikat turut terlibat dengan memberikan dukungan kepada Israel.
Adi juga menyoroti ketegangan terbaru di kawasan Asia Tenggara, yakni antara Thailand dan Kamboja, yang memicu penutupan perbatasan di enam provinsi.
“Artinya sesuatu yang mungkin menurut kita mustahil, tidak mungkin, tapi terjadi, dan yang terjadi itu adalah perang. Bukan hanya perang opini atau pendapat tapi perang senjata yang mengerikan,” tuturnya.
Untuk itu, Adi menekankan dua hal penting yang harus menjadi perhatian pemerintah. Pertama, penguatan teknologi dan kecanggihan alat pertahanan sebagai langkah antisipatif terhadap ancaman konflik.
Kedua, pentingnya kemandirian dan ketahanan pangan guna memastikan pasokan kebutuhan rakyat tetap aman di tengah krisis global.
“Syukurnya, beberapa waktu lalu pemerintah menyatakan bahwa ketahanan pangan kita mulai tercapai. Ini penting agar Indonesia tetap mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam jangka panjang meskipun dunia dilanda krisis,” pungkasnya.
Sumber: RMOL