Kumbanews.com – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat kerugaian materiil dan non materiil yang sangat besar akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Kerugian yang diderita anggota-anggota Aprindo yang memiliki gerai toko modern, seperti Ramayana, Matahari, Hypermart, Alfamidi, dan toko modern lain, di wilayah Poso, Palu, dan Donggala, Sulawesi Tengah mencapai sekitar Rp 450 miliar.
Kerugian tersebut meliputi kerusakan bangunan, display barang dagangan dan stock barang di gudang serta sedikitnya lima orang korban jiwa dari para penjaga (crew) toko akibat gempa dan tsunami.
“Sampai saat ini gerai ritel (anggota) Aprindo yang berada di Palu dan Donggala masih belum beroperasi dikarenakan masih dalam proses konsolidasi dan pendataan,” kata Ketua Umum DPP Aprindo, Roy N. Mandey, dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (1/10).
Pihaknya menyatakan prihatin atas peristiwa Gempa Bumi dan Tsunami di Palu dan Donggala serta menyampaikan rasa dukacita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya. “Semoga dalam waktu singkat dapat segera beroperasi kembali untuk melayani kebutuhan masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya, gempa 7,4 skala richter mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, banyak memakan korban. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan saat ini masih terus dilakukan pendataan.
Informasi sementara seperti disampaikan Sutopo, Sabtu (29/9), yaitu:
a. Berbagai bangunan, rumah, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan bangunan lainnya ambruk sebagian atau seluruhnya. Diperkirakan puluhan hingga ratusan orang belum dievakuasi dari reruntuhan bangunan.
b. Pusat perbelanjaan atau mal terbesar di Kota Palu, Mal Tatura di Jalan Emy Saelan ambruk.
c. Hotel Roa-Roa berlantai delapan yang berada di Jalan Pattimura rata dengan tanah. Di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap.
d. Arena Festival Pesona Palu Nomoni, puluhan hingga seratusan orang pengisi acara, sebagian merupakan para penari, belum diketahui nasibnya.
e. Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat, di Jalan Kangkung, Kamonji, Kota Palu, roboh.
f. Jembatan Ponulele yang menghubungkan antara Donggala Barat dan Donggala Timur roboh, jembatan yang menjadi ikon wisata Kota Palu roboh setelah diterjang gelombang tsunami.
g. Jalur trans Palu-Poso- Makassar tertutup longsor.