Kumbanews.com – Pengacara Abdullah Alkatiri membantah pernyataan relawan Jokowi, Ninoy Karundeng, soal eksekusi ala ISIS. Alkatiri mengatakan justru Ninoy diamankan ke Masjid Al Falah dari amukan massa.
“Nggak ada, bunuh membunuh itu tidak ada. Dia itu ditemukan diduga waktu itu, ini informasi yang saya dapatkan dia itu penyusup. Kata orang yang di luar itu, dia dipukul kemudian diamankanlah ke masjid. Kalau nggak diamankan ke masjid nggak tahu jadi apa, jadi justru ke masjid itu mengamankan,” ujar Alkatiri saat dihubungi, Selasa (8/10/2019).
Alkatiri mengatakan, Ninoy dibawa ke masjid supaya mendapat perlindungan. Kemudian Ninoy disuruh bertahan di Masjid hingga kondisi di depan masjid kondusi.
“Bahkan kalau dia dibiarkan dengan massa yang di luar itu kan nggak tahu jadi siapa yang bertanggung jawab. Bahkan di masjid itu disuruh bertahan di situ sampai keadaan massa sudah nggak ada dan sebagainya disuruh pulang,” lanjutnya.
Alkatiri juga menjelaskan tidak ada penyiksaan yang dilakukan terhadap Ninoy selama berada di dalam masjid. Menurutnya tidak baik melakukan penyiksaan di dalam rumah ibadah. Namun pihak masjid sempet bertanya kepada Ninoy terkait identitasnya.
“Karena di luar nggak tahu dia itu kan keadaan dia lebam dan sebagainya itu makanya dia diamankan ke masjid. Masjid itu malah melindungi dia. Nggak mungkinlah, kita orang yang berlatar belakang Islam dilarang apalagi menyiksa orang di dalam masjid, bukan karakter orang muslim. Mungkin di dalam sempat ditanya ‘kamu siapa sebenarnya?’ wajar dong, kenapa kok sampai dipukulin gitu lo,” lanjutnya.
Jack Boyd Lapian mengatakan relawan Jokowi, Ninoy Karundeng, sempat diancam akan dibunuh saat dibawa ke Masjid Al-Falah, Jakarta Pusat. Jack, yang juga relawan Jokowi, menuturkan ada kapak yang telah disiapkan.
Ninoy ditangkap sejumlah orang, lalu dibawa ke Masjil Al-Falah, Pejompongan, untuk diinterogasi dan dipukuli. Di tengah interogasi, pada dini hari, datang seseorang yang dipanggil ‘habib’ oleh orang-orang yang ada di masjid.
“Seorang yang dipanggil oleh orang-orang di dalam Masjid Al-Falah sebagai ‘Habib’ tersebut memerintahkan kepada orang medis untuk menyediakan ambulans, untuk mengangkut mayat Ninoy yang akan dibawa keluar dari masjid,” kata Jack kepada wartawan, Senin (7/10).
Kasus ini mencuat setelah Ninoy diculik sekelompok orang saat berada di tengah aksi di Pejompongan, Jakarta Pusat. Saat itu, Ninoy memotret orang-orang yang terkena gas air mata saat demo pada Senin, 30 September 2019.
Polisi sudah menetapkan 11 tersangka dalam kasus itu. Peran para tersangka berbeda-beda seperti perekam, menyebarkan video Ninoy, mengintimidasi hingga melakukan penganiayaan. Selain itu, ada tersangka yang mengancam membunuh Ninoy. [dt]