Kumbanews.com – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menegaskan pihaknya bukan berada di balik rencana aksi demonstrasi yang menuntut pemakzulan atau kudeta Presiden Joko Widodo.
Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Remy Hastian mengaku mendapat sejumlah laporan yang mengira pihaknya akan menggelar aksi pada 12 Februari 2021. Narasi aksi tersebut ingin memakzulkan Jokowi dan kabinetnya, serta mengembalikan dwifungsi ABRI.
“Tidak benar adanya BEM SI akan melaksanakan aksi pemakzulan Presiden Jokowi pada Jumat 12 Februari 2021, serta tidak terlibat sama sekali di dalamnya,” kata Remy dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (9/2).
Menurutnya, kabar bermula dari pesan berantai yang mengatasnamakan BEM Indonesia dan menyatakan akan melakukan aksi. Ia menjelaskan kelompok BEM Indonesia bukan bagian dari Aliansi BEM SI.
Remy mengatakan pihaknya menjunjung tinggi nilai demokrasi dan bertindak konstitusional, sehingga tidak membenarkan adanya tindakan pemakzulan secara paksa terhadap presiden. Ia juga menolak dwifungsi ABRI.
Dia meminta masyarakat tidak terpancing hoaks dan informasi yang tidak bertanggung jawab. Namun begitu, ia menegaskan pihaknya masih tegas menolak sejumlah kebijakan pemerintah saat ini.
“BEM SI masih konsisten menolak adanya kebijakan tidak pro-rakyat seperti disahkannya omnibus UU Cipta Kerja, UU Minerba, UU KPK dan UU lainnya yang memberangus hak dan menyengsarakan rakyat Indonesia,” lanjut Remy.
Sebelumnya, kabar aksi pemakzulan Jokowi atas nama BEM Indonesia beredar di jejaring Whatsapp. Aksi disebut akan digelar menyusuri Tugu Proklamasi, kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, dan berakhir di Istana Negara. []