Kumbanews.com – Kakek Zainuddin (53) viral gara-gara membuat rumah bawah tanah bermodal cangkul selama kurang lebih 2 tahun.
Sebenarnya, apa alasan Zainuddin membuat rumah bawah tanah tersebut?
Zainuddin sedang menginjak-injak tanah di atas bangunan rumah bawah tanah yang dikerjakannya ketika detikcom datang ke kediamannya di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Zainuddin mengatakan hal itu dilakukannya agar tanah tersebut tetap padat setelah diguyur hujan.
Dia kemudian menceritakan awal mula munculnya ide membuat rumah bawah tanah tersebut. Zainuddin mengaku galian tersebut dibuat karena dirinya ingin membangun sumur.
“Awalnya saya minta tukang air untuk bikin sumur. Tapi uang saya tidak cukup untuk ongkos kerjanya. Jadi saya urungkan niat dan kemudian menggali sendiri sumurnya,” ucap Zainuddin.
Karena hanya bekerja sendiri, dia membuat jalanan di sisi lubang agar bisa mengangkut tanah galian ke atas. Setelah sumur selesai, dia kemudian memiliki ide membuat lorong-lorong di bawah tanah.
Dia mengaku memulai pekerjaan itu pada September 2019. Pengalaman menjadi buruh dan penjaga taman di Malaysia disebutnya menjadi modal membangun ruang bawah tanah.
“Hati dan pikiran saya juga merasa tenang ketika mengerjakan ini, karena saya juga sudah tidak punya pekerjaan lain setelah kebun saya jual. Saya hanya punya 3 ekor sapi yang saya rawat dan setelah saya kasih makan sapi, saya lanjut kerja di sini lagi,” ujarnya.
Zainudddin berharap rumah bawah tanah itu bisa menjadi tempat wisata di kampungnya. Dia juga telah menyiapkan ruang jika ada tamu dari jauh yang hendak menginap.
“Saya kadang kerjakan hingga larut malam menggunakan lampu ini. Harapan saya ini bisa menghasilkan uang suatu saat nanti ketika jadi tempat wisata. Saya juga sudah siapkan kolom-kolom di bawah rumah yang nanti mau saya jadikan kamar jika ada pengunjung dari jauh dan mau menginap di sini,” tuturnya.
Kerap Dianggap Tak Waras
Zainuddin mengatakan banyak warga yang menganggap dirinya tak waras gara-gara mengerjakan rumah bawah tanah tersebut. Apalagi, katanya, rumah bawah tanah itu dibuat tanpa izin atau bantuan siapapun termasuk pemerintah setempat.
“Saya pernah dengar dari telinga sendiri saat pergi berbelanja. Ada tetangga yang melarang anaknya mendekat, dia anggap saya orang gila. Yah mungkin saat itu juga pakaian yang saya gunakan robek-robek kayak begini, karena saya habis kerja,” cerita Zainuddin sambil tertawa.
Meski demikian dia menargetkan semua lorong di bawah tersebut tuntas 2 tahun lagi. Menurutnya, proses yang lama dibutuhkan agar bangunan rumah bawah tanah itu aman bagi pengunjung. Dia pun berharap ada bantuan modal.
“Yang saya kerja ini belum seberapa. Masih banyak yang mau ditata. Kalau untuk kekuatan bangunan, saya juga telah perhitungkan. Di sini juga saya banyak belajar mengenai struktur dan jenis tanah dan kalau jenis tanah di sini maksimal hanya bisa digali sedalam 8 meter. Untuk kekuatannya ini, saya butuh dana untuk beli semen dan besi yang saya taruh di beberapa titik supaya kokoh,” ujar Zainuddin sambil memperlihatkan struktur jenis tanah di hadapannya.
Pekerjaan berat itu dilakukan hanya menggunakan cangkul kecil dan linggis. Peralatan itu dipakai untuk menggali. Selain itu, dia juga menggunakan palu kayu untuk memukul-mukul dan memadatkan bagian tanah.
“Saya belum pernah membeli bahan apapun untuk membuat bangunan ini. Namun jika mau dihitung biayanya selama hampir 2 tahun ini, saya menggunakan uang sekitar Rp 1,5 juta buat belanja makan dan minum sehari-hari,” ujarnya.
“Saya pernah jual kebun untuk membayar kredit di Bank dan sisanya itulah yang saya pakai selama ini untuk belanja-belanja makan dan minum sehari-hari. Keluarga saya yang urus itu, dia kerja di Kantor Desa,” tambah Zainuddin.
Hingga saat ini kakek Zainuddin mengaku masih memerlukan biaya untuk melanjutkan pekerjaannya ini. Dia sempat berpikir untuk menjual sapi, namun diurungkannya.
“Kalau untuk kecil-kecilan, butuh biaya sekitar Rp 50 juta buat beli semen dan besi supaya kokoh. Sempat mau jual sapi kemarin, tapi saya hitung-hitung rugi dan tidak cukup,” ucap Zainuddin.
Total luas lahan dari rumah kakek Zainuddin ini sekitar 20×24 meter. Rumah panggung semi permanen yang kini ditinggali telah direnovasi setelah mendapat bantuan bedah rumah.
Sementara, ruang bawah tanah yang disebut sebagai rumah bawah tanah berada di lahan belakang rumah. Bangunan bawah tanah ini memiliki kedalaman sekitar 5-6 meter dari atas permukaan tanah.
Bagian tepi sisi lubang ke bawah dihiasi berbagai macam jenis bunga. Zainuddin mengatakan dirinya tak membuat konsep ruang-ruang seperti kamar ataupun ruang tamu karena menyesuaikan kekuatan tanah agar tidak roboh.
“Saya bekerja mengikuti perasaan. Saya juga ikuti bagaimana maunya model tanah ini. Jika di bagian tanah itu ada yang saya anggap tidak kuat, saya hentikan di situ dan cari tempat lain. Tapi mungkin suatu saat nanti saya bikin kayak kamar, tapi saya harus perhitungkan kekuatannya. Saya masih punya rumah untuk saya tinggali,” ucapnya.(dt)