Representative Image/Net
Kumbanews.com – Komitmen Amerika Serikat untuk terus mendukung Israel dibuktikan dengan pengajuan rencana penjualan senjata baru.
Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden telah memberi tahu Kongres tentang usulan penjualan senjata senilai 8 miliar dolar AS (Rp129 triliun) ke Israel.
Menurut dua sumber AS, kesepakatan itu memerlukan persetujuan dari DPR dan komite Senat dan mencakup amunisi untuk jet tempur dan helikopter serang serta peluru artileri.
“Paket itu juga mencakup bom berdiameter kecil dan hulu ledak,” menurut sumber tersebut, seperti dimuat Reuters pada Minggu, 5 Januari 2025.
Salah satu sumber menyebut izin penjualan mungkin akan diberikan karena Biden telah mengambil sikap untuk mendukung Israel membela diri.
“AS akan terus menyediakan kemampuan yang diperlukan untuk pertahanan Israel,” tegasnya.
Beberapa pengiriman amunisi dikatakan dapat disediakan melalui stok AS saat ini, sementara sebagian besar akan memakan waktu hingga beberapa tahun untuk dikirimkan.
Paket senjata itu mencakup rudal udara-ke-udara AIM-120C-8 untuk mempertahankan diri dari pesawat nirawak dan ancaman udara lainnya, peluru artileri 155mm, rudal Hellfire AGM-114, dan bom serta sistem pemandu lainnya senilai 6,75 miliar dolar AS.
Para pengunjuk rasa telah menuntut embargo senjata terhadap Israel selama berbulan-bulan, tetapi kebijakan AS sebagian besar tetap tidak berubah.
Pada bulan Agustus, Amerika Serikat menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya senilai 20 miliar dolar AS kepada Israel.
Meski dikritik, Washington tetap mendukung Israel selama perangya di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45 orang.
AS juga sebelumnya juga telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Gaza.
Biden dari Partai Demokrat akan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari, ketika Presiden terpilih dari Partai Republik Donald Trump akan menggantikannya.
Pergantian pemimpin tampaknya tidak akan mengubah kebijakan AS terhadap konflik Palestina, pasalnya keduanya merupakan pendukung kuat Israel.
Sumber: RMOL