Bitcoin Tertekan di US$87 Ribu, Kinerja Kalah Jauh dari Emas

Pergerakan harga Bitcoin melemah di tengah penurunan hashrate jaringan dan merosotnya minat investor institusional, sementara emas justru mencatat penguatan signifikan sepanjang 2025. (Ilustrasi Bitcoin)

Kumbanews.com – Harga Bitcoin (BTC) kembali melemah dan tertinggal dibandingkan emas. Dalam 24 jam terakhir, aset kripto terbesar itu turun 1,8 persen ke level US$87.353, sementara emas justru mencatat penguatan sekitar 71 persen sepanjang 2025.

Data CoinMarketCap, Selasa, 23 Desember 2025, menunjukkan pelemahan Bitcoin dipicu oleh penurunan hashrate jaringan sekitar 4 persen sepanjang Desember, menjadi yang terdalam sejak April 2024.

Bacaan Lainnya

Penurunan hashrate terjadi akibat berkurangnya aktivitas penambang, seiring sebagian kapasitas listrik dimatikan karena profitabilitas yang menurun. Kondisi ini menekan suplai jaringan dan dalam jangka pendek berpotensi menambah tekanan jual dari penambang yang membutuhkan likuiditas.

Meski secara historis penurunan hashrate kerap diikuti kenaikan harga beberapa bulan kemudian, sentimen jangka pendek Bitcoin masih belum solid.

Dari sisi permintaan, minat investor institusional Amerika Serikat melemah, tercermin dari indikator Coinbase Premium yang berada di zona negatif serta melambatnya aliran dana ke ETF Bitcoin spot. Sebaliknya, investor Asia justru memanfaatkan koreksi harga dengan melakukan pembelian di kisaran US$87.000-US$90.000, sehingga menahan penurunan lebih dalam.

Secara teknikal, pergerakan BTC masih berada di bawah tekanan. Indikator RSI berada di area netral, sementara MACD menunjukkan sinyal bearish, mengindikasikan momentum penguatan belum terbentuk. Level US$85.000 kini menjadi area penopang krusial yang harus dipertahankan agar tekanan jual tidak semakin meningkat.

Ke depan, arah pergerakan Bitcoin akan sangat dipengaruhi sentimen global, khususnya rilis data ekonomi Amerika Serikat seperti Produk Domestik Bruto (PDB) dan inflasi PCE. Data tersebut berpotensi menentukan arah pasar keuangan secara keseluruhan, termasuk apakah Bitcoin mampu bertahan atau melanjutkan koreksi. (***)

Pos terkait