Bocah Open BO Jadi Eksperimen

  • Whatsapp

Ilustrasi kasus pembunuhan/Net

Ini semacam eksperimen. Dua pria, AN, 48, dan BH, 46, memesan cewek open BO yang masih anak-anak, FA dan AP (keduanya usia 16). Bukan hanya berhubungan seks, tapi juga dua bocah itu dicekoki pil ekstasi diminumi air sabu. FA langsung mati, AP pingsan empat jam.

Bacaan Lainnya

EKSPERIMEN itu dilengkapi tiga alat bantu seks, yang ditemukan polisi di TKP di hotel Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Polisi belum mengungkap bentuk tiga alat bantu seksual itu, karena masih dalam penyidikan.

Hasil eksperimen oleh pelaku kriminal itu menunjukkan bahwa daya tahan tubuh anak cewek FA dengan AP, tidak sama, meskipun usia mereka sama. Apakah pencekokan ekstasi dan minum air sabu itu terkait dengan tiga alat bantu seksual yang ditemukan polisi di TKP? Masih diselidiki.

Yang jelas, kedua tersangka membawa tiga senjata api genggam dan 5 butir peluru tajam. Tapi mereka bukan aparat penegak hukum. Dan, senpi itu tidak terdaftar alias ilegal. Mereka naik sedan BMW nopol B-2168-RIC warna emas, yang juga digunakan menjemput dua bocah cewek open BO itu.

Terungkap juga, tarif open BO dua bocah ABG itu Rp1,5 juta. Itu semua menunjukkan dua pria paruh baya ini berduit yang mencari layanan seks gadis bocah.

Perkara ini digelar dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Selatan, Jumat, 26 April 2024. Di situ dua tersangka AN alias BAS dan BH dihadirkan. Mereka juga menjawab pertanyaan wartawan yang hadir.

Ditanya wartawan, mengapa para tersangka memesan layanan seks gadis di bawah umur? AN menjawab begini:

“Saya ini sebenarnya di-chat, bukan nge-chat. Jadi saya tidak pernah mengundang, tapi saya diundang, mengundang diri sendiri merekanya.”

Tapi di kalimat berikutnya AN mengatakan hal yang kontradiktif dengan pernyataan awal itu. Yakni, kalimat berikutnya begini:

BAS menjelaskan bahwa dirinya mulai kenal FA dan AP melalui seorang wanita yang berprofesi sebagai Ladies Companion (LC).

“Saya kenal korban atau bagaimana mungkin bahasanya, tapi ya saya juga kenal dari kawan saya, yang LC,”

LC singkatan Lady Companion, atau cewek pemandu lagu di karaoke. LC biasa menemani pengunjung karaoke pria dari awal sampai pengunjung pulang.

Pengakuan AN yang kedua ini kontradiktif dengan pernyataan awal, bahwa ia mengaku dihubungi (di-chat) bukan menghubungi. Tapi di pernyataan kedua ia mengatakan, sengaja memean cewek open BO melalui temannya yang LC, yang berarti dia mencari cewek dan menghubungi.

Dilanjut: “Saya dapat kabar dari LC-nya sendiri, pak. Jadi saya tidak tahu kalau mereka di bawah umur atau bagaimana. Saya tidak tau, mereka taunya ada LC, ya setau saya sebagai LC.”

Pengakuan AN yang ini juga aneh. Sebab, ia dan temannya BH menjemput dua bocah cewek itu dengan BMW, dan pastinya bisa melihat bahwa dua cewek itu masih anak-anak, tanpa perlu bertanya usia anak tersebut.

Terungkap Kebetulan

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro kepada wartawan menjelaskan, polisi mengungkap kejahatan ini secara kebetulan. Dijelaskan demikian.

Senin, 22 April 2024 malam. Mapolres Metro Jakarta Selatan mendapat telepon dari RSUD Kebayoran Baru. Petugas RSUD Kebayoran Baru memberi info, bahwa mereka baru saja menerima kiriman mayat anak perempuan tanpa identitas (kemudian diketahui sebagai FA).

Pengantarnya dua pria, yang untuk sementara ditahan pihak security RSUD Kebayoran Baru sambil menunggu kedatangan polisi. Dua pria itu inisial S dan E.

Tim polisi tiba di sana, memeriksa mayat dan memintai keterangan S dan E. Ternyata S dan E adalah orang suruhan AN dan BH. Ketika mereka diperiksa polisi, mereka mengakui bahwa cewek yang tewas itu semula check in ke sebuah hotel di Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mayat itu cewek open BO yang dibeli AN dan BH.

Di malam itu juga S dan E diajak polisi untuk menunjukkan hotel tersebut. Tiba di sana, AN dan BH, serta satu cewek lagi teman FA inisial AP, sudah tidak ada. Tapi sebagian barang-barang mereka masih di kamar hotel itu. Sebab, mereka masih akan check out esok harinya.

Polisi melakukan pelacakan, akhirnya menemukan AN dan BH serta cewek AP sudah berpindah hotel di Jalan Ampera, Jakarta Selatan. Jarak antara hotel pertama dengan hotel kedua sekitar 7 kilometer.

Di sana polisi menemukan AN dan BH, serta gadis ABG inisial AP yang masih pingsan. Dua pria setengah baya itu segera diamankan ke Polres Jakarta Selatan. Sedangkan AP, tak lama kemudian siuman.

Jadi, FA yang tewas dan AP berteman. Mereka sama-sama dicekoki oleh AN dan BH dengan pil ekstasi diminumi air sabu. FA tewas, AP pingsan sekitar empat jam.

Dari kronologi tersebut tampak bahwa dua tersangka itu benar-benar memanfaatkan secara maksimal dua bocah ABG yang memang membuka open BO itu. Bahkan, para tersangka menggunakan tiga alat bantu seksual. Serta membawa senjata api dan peluru tajam.

Polisi belum mengungkap tuntas perkara ini. Banyak hal yang menimbulkan tanda tanya dari kronologi tersebut. Sementara itu, polisi masih dalam proses penyidikan. Tapi AN dan BH sudah berstatus tersangka.

Para tersangka dikenai pasal berlapis. Yakni, Pasal 338 KUHP (pembunuhan) Pasal 359 KUHP (juga pembunuhan) serta Undang-Undang 12/2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) terhadap anak dengan ancaman 15 tahun penjara.

AKBP Bintoro: “Kami juga melapisi para tersangka dengan Pasal penguasaan senjata api tanpa izin, melanggar UU Darurat 12/1951 dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.”

Belum diungkap polisi, siapa sebenarnya para tersangka ini. Profil mereka masih dirahasiakan.

RMOL

Pos terkait