BPBD Maros Petakan Wilayah Rawan Bencana Hadapi Musim Hujan

BPBD Maros mulai petakan wilayah rawan bencana jelang musim hujan. Sejumlah kecamatan di wilayah barat Maros dipetakan sebagai daerah rawan banjir dan cuaca ekstrem. (Foto: istimewa)

Kumbanews.com – Pemerintah Kabupaten Maros melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai memetakan wilayah rawan bencana alam untuk mengantisipasi potensi banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem memasuki musim penghujan.

Sekretaris BPBD Maros, Nasrul, mengatakan wilayah barat Maros memiliki potensi tinggi terendam banjir saat curah hujan meningkat. Kecamatan yang rawan di antaranya Bontoa, Bantimurung, Lau, Maros Baru, Marusu, Mandai, Simbang, Tanralili, Turikale, dan Moncongloe.

Bacaan Lainnya

“Wilayah yang berpotensi tinggi tergenang saat musim hujan seperti Kecamatan Bontoa, Bantimurung, Lau, Maros Baru, Marusu, Mandai, Simbang, Tanralili, Turikale, dan Moncongloe,” ujarnya, Jumat (7/11/2025).

Dari hasil pemetaan, Bontoa tercatat sebagai daerah dengan lahan tergenang paling luas, mencapai 4.405 hektare, disusul Bantimurung (3.118 ha), Lau (3.181 ha), Maros Baru (3.032 ha), dan Marusu (2.942 ha).

Sementara wilayah pegunungan seperti Camba, Cenrana, Mallawa, dan Tompobulu tergolong aman dari banjir, namun berpotensi tinggi mengalami tanah longsor.
Kecamatan Tompobulu menjadi daerah dengan indeks bahaya longsor tertinggi seluas 4.297 hektare, sedangkan Cenrana memiliki 12.692 hektare kategori bahaya longsor rendah dan Bantimurung seluas 594 hektare kategori sedang.

“Tiga kecamatan itu perlu perhatian serius karena topografi curam dan kondisi tanahnya rawan longsor,” jelas Nasrul.

Untuk potensi cuaca ekstrem, wilayah Tompobulu tercatat memiliki 20.457 hektare kategori sedang, sementara Bontoa mencapai 5.047 hektare kategori tinggi.

Cenrana dan Mallawa juga masuk zona rawan dengan luas masing-masing 13.477 hektare dan 16.148 hektare.

“Secara keseluruhan, seluruh kecamatan di Maros memiliki indeks bahaya cuaca ekstrem, sehingga kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan,” bebernya.

BPBD Maros telah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, kelurahan, dan desa untuk membentuk posko siaga bencana di wilayah rawan terdampak.

“Kami terus berkoordinasi agar posko siaga bencana segera dibentuk. Posko ini penting sebagai pusat informasi dan tanggap darurat jika terjadi banjir atau bencana lain,” tambahnya.

Selain pemetaan, BPBD juga aktif menyebarkan imbauan kewaspadaan melalui media sosial dan media massa.

Sementara itu, Kepala BPBD Maros, Towadeng, memastikan personel dan peralatan evakuasi dalam kondisi siap menghadapi potensi bencana.

“Personel kami sudah siaga, termasuk alat evakuasi pohon dan perahu karet. Kami ingin memastikan semua dalam kondisi siap ketika dibutuhkan,” jelasnya.

BPBD juga menggandeng Dinas Perhubungan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memastikan kegiatan pemangkasan pohon di tepi jalan berjalan aman tanpa mengganggu lalu lintas.

“Koordinasi lintas dinas penting agar pemangkasan tidak mengganggu arus lalu lintas,” kata Towadeng.

Ia menegaskan, pihaknya terus memantau kondisi cuaca dan menyiapkan langkah cepat di lapangan.

“Kami berharap masyarakat tetap tenang tapi waspada. Jangan keluar rumah saat hujan deras dan angin kencang demi keselamatan bersama,” tutupnya. (***)

 

Pos terkait