Kumbanews.com – Buruh bangunan pemenang lelang motor listrik bertandatangan Presiden Joko Widodo M.Nuh dianggap melakukan prank.
M.Nuh memenangkan lelang pada acara konser amal yang diegagas oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Badan penanggulangan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Nasdem, Willy Aditya menyampaikan kejadian yang menimpa M.Nuh bukanlah sebagai fenomena yang perlu disudutkan. Ia melihat kejadian M.NUh ini justru mengajarkan masyarakat Indonesia tentang banyak hal.
“Mulai dari ketidakpahaman seorang anggota masyarakat tertentu, hingga kurang tepatnya sebuah cara yang kita ambil dalam merespons sesuatu,” kata Willy dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/5).
Menurutnya, M. Nuh hanya orang awam yang tidak bisa membedakan yang namanya lelang dengan undian. Dia sangka lelang kemarin itu undian.
“Dengan segala keluguan dan kepolosannya dia kemudian mengakses nomor layanan yang digunakan untuk acara lelang saat itu. Dianggaplah dia sebagai pemenang lelang,” katanya.
Willy mengaku dirinya tidak begitu tertarik untuk menyoroti keluguan M.Nuh yang mengira telah mendapatkan undian malah justru dia harus membayar mahal motor Jokowi. Ia menyoroti konser amal di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19).
Mengapa dalam merespons sebuah wabah, sebuah pandemik, orang-orang yang memiliki wewenang, justru karikatif seperti itu langkahnya,” bebernya.
“Mengapa harus dengan konser? Secara ketentuan memang tidak masalah. Sah-sah saja. Tetapi secara etika, itu bermasalah. Secara taktik dan strategik juga,” tandasnya.(rm)