Kumbanews.com – Bupati Maros Chaidir Syam menegaskan akan bertindak tegas terhadap pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melanggar standar pengolahan makanan. Ia mengingatkan agar kasus keracunan yang sempat terjadi sebelumnya tidak terulang lagi.
“Kalau ada kasus keracunan, SPPG-nya langsung ditutup,” tegas Chaidir saat meresmikan SPPG Mandai di Bontomatene, Barambang, Senin (13/10).
Peresmian SPPG Mandai menjadi penanda semakin luasnya jangkauan program pemenuhan gizi anak di Kabupaten Maros. Hingga saat ini, sudah terdapat 28 unit SPPG yang beroperasi, dan pemerintah menargetkan jumlahnya bertambah menjadi 41 unit hingga akhir tahun.
“Dari target awal 31 unit, kami optimistis bisa mencapai 41 SPPG di akhir tahun,” ujarnya.
Chaidir menjelaskan, pembangunan SPPG di Mallawa, Kelurahan Sabila, akan langsung dibiayai oleh pihak BGN. Langkah ini diharapkan mempercepat pemerataan layanan gizi di wilayah terpencil.
“BGN sudah menyetujui untuk membangun SPPG di Mallawa menggunakan anggaran mereka sendiri,” jelasnya.
Meski begitu, Chaidir mengakui masih ada kendala di lapangan. Salah satunya adalah minimnya mitra yang bersedia membuka SPPG di daerah sulit dijangkau akibat keterbatasan akses transportasi.
“Beberapa daerah seperti Bonto Manurung, Gattareng Matinggi, Wanuawaru, dan Desa Cenrana di Holiang masih terkendala karena tidak bisa dilalui kendaraan roda empat,” katanya.
“Kami sudah usulkan ke BGN agar satu mitra bisa melayani hingga 1.000 anak di wilayah terpencil,” tambahnya.
Menurutnya, setiap unit SPPG mampu menyerap hingga 47 tenaga kerja lokal, dan saat ini sudah ratusan warga Maros terlibat di program tersebut.
“SPPG bukan hanya membantu pemenuhan gizi anak, tapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ungkapnya.
Chaidir menekankan pentingnya menjaga standar operasional (SOP) dalam setiap proses pengolahan makanan untuk memastikan keamanan penerima manfaat.
“Hati-hati, sudah ada beberapa kasus sebelumnya. Semoga hal seperti itu tidak terjadi di tempat ini,” pesannya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Maros menurunkan Satgas Pembangunan SPPG untuk melakukan evaluasi dan pemantauan rutin.
“Hari ini juga kami turunkan tim dari Dinas Kesehatan untuk memantau SPPG yang telah beroperasi,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Andi Abd Aziz Rijal menjelaskan, SPPG Mandai akan melayani 21 sekolah dengan total 1.163 siswa, mayoritas berasal dari jenjang TK dan PAUD.
“Kami melayani sekolah di Kecamatan Tanralili, Turikale, Maros Baru, dan Mandai,” ujarnya.
SPPG Mandai juga mempekerjakan 28 karyawan, termasuk ahli gizi dan akuntan, dan berpotensi berkembang hingga 47 orang.
“Kami akan tetap konsisten menerapkan SOP untuk menjamin keamanan dan kualitas makanan,” tegas Aziz.
SPPG Mandai dijadwalkan mulai beroperasi pada 20 Oktober 2025.
Sementara itu, mitra yayasan sekaligus owner Catering Ummu Hisyam, Nurliana, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan.
“Alhamdulillah, kami dipercaya menjadi bagian dari program pemenuhan gizi anak di Maros. Kami akan menjaga kualitas makanan dan memastikan semuanya sesuai SOP,” ucapnya.
Nurliana menegaskan, pihaknya berkomitmen menghadirkan menu sehat, bergizi, dan higienis bagi anak-anak sekolah.
“Kami ingin anak-anak di Maros tumbuh sehat dan cerdas. Insyaallah, setiap makanan kami awasi langsung dari proses hingga distribusi,” tutupnya. (**)