Kumbanews.com – “Bagai katak dalam tempurung”. Peribahasa ini menggambarkan masyarakat yang terperangkap dalam cakrawala pemikiran dan perspektif sempit, tak menyadari atau memilih untuk mengabaikan realitas yang lebih luas dan kompleks di luar batas kebiasaan dan kenyamanan mereka.
Kebanyakan yang berperilaku seperti itu orang kaya, birokrat hingga jajaran pejabat negara. Mereka ketika sudah memiliki kekayaan dan jabatan terkadang perilakunya mulai berubah.
Memang tidak semua orang kaya dan pejabat angkuh dan sombong. Masih banyak orang kaya dan pejabat yang rendah hati, tawadu, santun, dermawan, dan tidak suka merendahkan martabat orang lain. Tetapi, ketika ada segelintir oknum orang kaya dan pejabat yang sombong, maka hal ini seolah menjadi stereo type bahwa karakter orang kaya atau pejabat sombong.
Capten Samuel Palembangan pria asal Toraja ini, yang menghabiskan masa kecilnya di Kota Makassar hingga sukses menjadi seorang perwira dari sekolah pelayaran Barombong, sekarang Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Barombong.
Samuel Palembangan, yang akrab dipanggil Capten Samuel, memiliki karir yang cukup baik. Samuel pernah menjabat sebagai kepala tata usaha (KTU) Poltekpal Barombong. Tapi, tidak berapa lama Samuel kemudian dipindahkan ke kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, disana Samuel menduduki jabatan yang strategis.
Namun, hanya sekitar dua tahun di PIP Makassar, Samuel dimutasi lagi ke Poltekpal Barombong dan menduduki jabatan yang sebelumnya ia tinggalkan sebagai kepala KTU.
Dan pada tahun 2024 Samuel kemudian di mutasi lagi ke Banten, ia menjabat sebagai Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpal) Banten. Jabatan ini merupakan tertinggi setelah pengabdian puluhan tahun di sekolah pelayaran.
Tetapi sayang dibalik kesuksesannya, Capten Samuel diduga memiliki sifat arogan terutama kepada media. Hal itu dikatakan oleh salah satu wartawan berinisial YF.
YF mengungkapkan, Samuel
selama menjabat Kepala Tata Usaha di Poltekpal Barombong, pria kelahiran Toraja ini selalu menghindar dari media, bahkan bila bertemu dengan wartawan ia akan memasang wajah datar dengan bahasa tubuh arogan.
” Saya dan beberapa rekan media pernah ketemu dengan pak Samuel, waktu itu ada acara wisuda Taruna di Barombong. Kami tegur dia dan jawabannya,” bikin apa disini, maaf saya lagi sibuk, ada kerjaan lain,” kemudian ia berlalu begitu saja. Mungkin saja dia sengaja menghindar karena takut di tanya- tanya soal anggaran proyek di Poltekpal Barombong,”terang YF, Kamis ( 30/1/2025).
Bukan hanya YF, perlakukan serupa juga dialami oleh wartawan kumbanews. Meski sudah memiliki jabatan baru sebagai Direktur Poltekpal Banten, ternyata sikap arogan Capten Samuel belum juga berubah.
” Sudah punya jabatan baru sebagai Direktur Poltekpal Banten, Capten Samuel ini masih saja seperti itu. Sifat arogannya belum juga berubah. Saya mewakili redaksi kumbanews mengirimkan pesan ucapan selamat atas jabatan barunya, tapi tidak ada respon bahkan parahnya lagi nomor saya di blokir tanpa ada alasan,” ujar ucap Uchu wartawan kumbanews.
“Benar pepatah mengatakan, terkadang seseorang menjadi sombong saat ia sudah di atas angin. Dan lupa kalau semua itu hanya sementara. Jangan biarkan kesombonganmu menggerogoti semua kebaikan yang ada pada diri mu,” tutup Uchu.
Editor: Muh. Yusuf