Kumbanews.com – Politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menanggapi dua informasi yang terindikasi sebagai berita bohong alias hoaks, yakni soal ambulan milik Pemprov DKI Jakarta yang disebut membawa batu dan bensin untuk keperluan demo serta beredarnya foto tangkap layar WhatsApp Group berisi percakapan pelajar STM.
Dua informasi itu beredar di media sosial di tengah maraknya aksi demonstrasi yang dilakukan kelompok sipil, mahasiswa hingga pelajar untuk menolak sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dinilai masih bermasalah.
Jansen mengingatkan pihak yang disiapkan menjadi buzzer agar bermain dengan rapi.
“Dari hoax “AMBULANS DKI” sampai “WAG STM”. Mau diusut atau tidak biarlah itu urusan penegak hukum. Saya hanya ingin menyampaikan: silahkan aja jadi buzzer pendengung kekuasan. Tapi ya mbok rapi dikitlah. Jgn terlalu mempertontonkan kebodohan di depan publik. Kasihan yg dibela!,” tutur Jansen melalui akun twitter @jansen_jsp, Selasa (1/10/2019).
JANSEN SITINDAON
@jansen_jsp
Dari hoax “AMBULANS DKI” sampai “WAG STM”. Mau diusut atau tidak biarlah itu urusan penegak hukum.
Saya hanya ingin menyampaikan: silahkan aja jadi buzzer pendengung kekuasan. Tapi ya mbok rapi dikitlah. Jgn terlalu mempertontonkan kebodohan di depan publik. Kasihan yg dibela!
Sebelumnya, ambulan milik Pemprov DKI Jakarta dan milik Palang Merah Indonesia (PMI) diberitakan ditahan oleh aparat keamanan karena kedapatan membawa batu dan bensin untuk keperluan aksi demonstrasi. Salahsatu yang mengabarkan hal itu di media sosial twitter adalah pegiat media sosial, Denny Siregar. Namun, tak lama kemudian pihak Polda Metro Jaya mengklarifikasi bahwa peristiwa penahanan ambulan tersebut hanya kesalahpahaman.
Sedangkan informasi mengenai hasil percakapan pelajar STM dalam sejumlah WAG, beredar di twitter sejak kemarin, Senin (30/9/2019). Dalam percakapan itu, beberapa anggota WAG yang diklaim sebagai pelajar STM kecewa terhadap koordinator aksi karena uang yang dijanjikan buat mereka tak kunjung diterima.
Namun, tak lama kemudian, sejumlah netizen berhasil mengungkap bahwa informasi tersebut bohong dan fitnah terhadap massa aksi yang diikuti pelajar STM. Bahkan, ada yang menyebut bahwa nomor kontak yang terdaftar sebagai anggota WAG tersebut adalah milik aparat Polisi sendiri. []